Hidup Susah di China, Sosok Ini Jadi Crazy Rich-Raja Elektronik RI

M. Fakhriansyah & Romys Binekasri, CNBC Indonesia
04 October 2025 08:45
Alim Markus. Ist
Foto: Alim Markus. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Kesuksesan dan kekayaan tentunya tidak diperoleh dengan mudah. Banyak perantau dari berbagai negara yang mencoba peruntungan di Indonesia sebagai seorang pengusaha. Seperti pengusaha asal Fujian, China, Lin Xueshan.

Lin Xueshan mampu bangkit dari keterpurukan setelah merantau ke Indonesia dan merintis bisnis di bidang elektronik. Produk-produknya pun akrab di telinga masyarakat. Ia sukses membangun perusahaan yang menjadi cikal bakal Maspion Group.

Sebelum membangun kerajaan bisnis, Ia sempat berhari-hari terombang-ambing ganasnya ombak samudra untuk keluar dari kehidupan yang susah di China.

Setelah terombang-ambing, ia singgah di Surabaya. Di kota ini dia menata kehidupan baru, hingga akhirnya nanti dikenal sebagai Alim Husin, ayah dari Presiden dan CEO Maspion Group, Alim Markus.

Leo Suryadinata dalam Southeast Asian Personalities of Chinese Descent: Biographical Dictionary (2012) mengungkap Alim Husin seorang pendiri dari sebuah usaha alat masak alumunium bernama UD Logam Djawa yang berjalan periode 1960-an.

Lewat usaha itu, Alim Husin memulai pembuatan alat-alat rumah tangga, seperti kompor dan ember. Selain itu, dia juga membuka toko jasa perbaikan pompa air dan lampu petromak.

Di Surabaya pula Alim Husin menikah dan mempunyai anak laki-laki tertua bernama Lin Wenguang.

Lin Wenguang kelak dikenal sebagai Alim Markus. Alim Markus didik secara serius oleh bapaknya dengan harapan dapat mengoperasikan usahanya di masa depan.

Markus pernah kursus bahasa asing, kuliah di Taiwan dan sekolah bisnis di National University of Singapore (NUS) Singapura.

Upaya ini membuahkan hasil. Pada 1971, anak-bapak itu mendirikan usaha bernama Jin Feng yang artinya puncak emas. Bisnisnya alat rumah tangga.

Muhammad Ma'ruf dalam 50 Great Business Ideas From Indonesia (2010) menyebut kalau Markus menjadi direktur utama. Perlahan, Jin Feng berubah menjadi Maspion.

Maspion sendiri adalah akronim dari Mengajak Anda Selalu Percaya Industri Olahan Nasional. Karena inilah, Markus dan Maspion selalu mengangkat isu "cintailah produk-produk dalam negeri".

Di tangan Markus, Maspion punya 7.000 macam produk rumah tangga. Jumlah ini menjadikan Maspion sebagai raja alat-alat rumah tangga. Mulai dari ember, kompor, sampai pipa diproduksi Maspion dalam skala besar. Akibat minim persaingan, Maspion laku keras.

Maspion bukan hanya bermain di dalam negeri. Perusahaan ini menjadi bukti kalau produk dalam negeri mampu bersaing di pasar internasional. Tercatat, produknya juga dipasarkan ke Amerika Serikat, Jepang, Australia, Eropa dan Timur-Tengah.

Bahkan, pada 1995 Maspion mendapat keuntungan US$ 100 juta dari perdagangan ekspor dan berani mendirikan Maspion cabang Kanada. Pada 1989, Maspion juga bermain di bisnis perbankan dengan mendirikan Bank Maspion.

Menjadi raja alat rumah tangga membuat Alim Markus jadi crazy rich. Dia jadi salah satu orang terkaya di Indonesia dengan harta sekitar US$ 500 juta atau Rp. 7,4 Triliun.

Kini Maspion Group mengembangkan sayap bisnis menjadi 8 kategori bisnis utama: Layanan Produk Konsumen, Produk Konsumen Industri, Konstruksi dan Material Bangunan, Hotel, Properti Komersil dan Properti Industri, Perbankan, Perdagangan dan Distribusi, Infrastruktur dan Energi, serta beragam bisnis lainnya.

 


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kisah Haji Isam, dari Tukang Ojek Jadi Pengusaha Berharta Triliunan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular