Rupiah Kembali Perkasa, Dolar AS Turun ke Rp16.590
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah kembali melanjutkan penguatannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (2/10/2025).
Melansir data Refinitiv, rupiah dibuka di posisi Rp16.590/US$ atau mengalami penguatan 0,06%. Setelah pada perdagangan kemarin, Rabu (1/10/2025) rupiah kembali berhasil ditutup menguat hingga 0,36% ke level Rp16.600/US$ sekaligus mencatatkan penguatan dalam empat hari beruntun.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 09.00 WIB terpantau melemah 0,02% ke level 97,694.
Pergerakan rupiah masih akan sangat dipengaruhi oleh volatilitas pergerakan DXY. Indeks dolar AS sedikit mengalami penguatan setelah Mahkamah Agung AS menunda pencopotan Gubernur The Fed Lisa Cook serta pasca penutupan pemerintahan AS yang dimulai pada Rabu (1/10/2025). Pelaku pasar kini kembali fokus pada arah kebijakan moneter dan kapan government shutdown AS akan berakhir.
Kondisi tersebut membuat DXY kembali melanjutkan pelemahannya yang telah terjadi sejak pekan lalu atau dalam empat hari beruntun. Secara historis, , ketika shutdown terakhir terjadi pada 22 Desember 2018 hingga 25 Januari 2019 atau selama 35 hari, DXY mengalami tekanan cukup dalam yang membuat penguatan pada mata uang emerging markets, termasuk rupiah yang menguat signifikan hingga 2,65%.
Namun perlu diwaspadai seiring dengan minimnya rilis data ekonomi resmi dari pemerintah AS akibat dari shutdown ini akan menciptakan ketidakpastian baru. Pasar global saat ini cenderung bergerak dalam fase "wait and see". Kondisi ini dapat membuat volatilitas rupiah meningkat, karena investor asing lebih berhati-hati menempatkan dana di emerging market, termasuk Indonesia.
(evw/evw)