Danantara Butuh Rp 3 Triiun Buat Ubah 1.000 Ton Sampah Jadi Energi

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
30 September 2025 15:35
Danantara Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Danantara Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia — Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) terlibat dalam proyek pengelolaan sampah menjadi energi atau waste to energy. Managing Director Investment Stefanus Ade Hadiwidjaja mengatakan, proyek ini merupakan kolaborasi antara pemerintah daerah, kementerian, dan perusahaan.

Rosan menyebut, untuk investasi termasuk unsur pendukungnya pada proyek waste to energy dapat menelan dana sebesar Rp 2 triliun—Rp 3 triliun untuk 1.000 ton sampah.

"Budgetnya bisa cukup luas, mungkin untuk seribu ton (sampah), kira-kira antara Rp 2 triliun–Rp 3 triliun total investasinya, termasuk untuk infrastruktur pendukungnya," ujarnya di gedung Wisma Danantara Jakarta, Selasa (30/9/2025).

Stefanus memaparkan lebih jauh, dalam pemilihan partner teknologi akan terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung baik perusahaan negara maupun swasta.

"Nanti kita akan undang partner-partner dan teknologi, baik itu swasta maupun dari luar, atau bahkan kita bisa mengajak pemerintah dan BUMD untuk terlibat," sebutnya.

"Pada akhirnya kita akan melakukan pemilihan mana teknologi atau partner yang paling tepat dan paling optimal. Karena tujuannya adalah bukan sekedar mencari untung, tapi yang lebih penting adalah tadi, melakukan pemersian lingkungan, mengurangi masalah darurat sampah," imbuhnya.

Sementara, CEO BPI Danantara, Rosan Roeslani, menjelaskan pihaknya akan menugaskan PT PLN (Persero) dalam pengelolaan program Waste to Energy. Nantinya, PLN yang akan membeli sampah-sampah tersebut untuk diubah menjadi energi.

"Jadi tidak ada lagi beban tipping fee yang dikembangkan kepada perusahaan daerah, tetapi itu semua akan di-absorb langsung oleh PLN, yang kemudian PLN akan menciptakan subsidi dari pemerintah pusat," sambung dia.

Selain itu, lanjutnya, skema tipping fee juga telah menetapkan tarif listrik yang dibebankan. "Tipping fee-nya sekarang ada di PLN, dan tarif-tarifnya kita udah fix, 20 sen," imbuhnya.

Ia mengungkapkan, skema waste to energy ini dapat segera diterapkan di 33 kota, dengan Jakarta menjadi prioritas utama. Program ini ditargetkan mampu mengolah minimal 1.000 ton sampah per hari di setiap daerah, menghasilkan listrik sekitar 15 MW, dan memenuhi kebutuhan hingga 20.000 rumah.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Danantara Bidik Investasi Rp 81,53 Triliun Tahun Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular