
Video: Lawan Baja Impor China, Baja Lokal Minta "Perlindungan"
Jakarta, CNBC Indonesia- Indusri baja nasional tengah menghadapi tekanan dari gempuran produk baja impor termasuk impor illegal dari China. Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS), Akbar Djohan mengungkapkan sejumlah sebab banjir produk baja asal Tiongkok di Indonesia.
Djohan mengatakan saat ini industry China terus berkembang dan terbendung dengan sekala produksi 1,3 miliar ton pertahan jauh lebih besar dibanding Indonesia yang hanya 18 juta ton per tahun. Sehingga saat ekonomi China mengalami tekanan imbas perang dagang dan pelemahan ekonomi membuat China mencari pasar baru di Asia dan Indonesia menjadi negara tujuan karena proteksinya lebih rendah dari negara di Kawasan.
Saat ini industri dalam baja RI sulit bersaing dengan China mengingat daya saing produk China 16% lebih tinggi dibanding industri lokal. Oleh karena itu butuh penguatan regulasi terkait percepatan kebijakan anti-dumping untuk melawan serangan baja China.
Dalam upaya mendorong daya saing industri baja lokal, KRAS memperkuat kolaborasi dengan BUMN dan sektor swasta termasuk investor asing untuk memperkuat sektor hulu industri baja sekaligus menjaga pasar lokal dari serbuan produk asing sehingga meningkatkan daya saing produk baja RI.
Seperti apa persoalan industri baja RI hadapi produk impor? Selengkapnya simak dialog Andi Shalini dengan Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS), Akbar Djohan dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Selasa, 30/09/2025)