Saham Permata Bank (BNLI) Melesat 530% Tahun Ini, Ada Apa?

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
Selasa, 30/09/2025 07:15 WIB
Foto: Permata Bank

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Bank Permata Tbk. (BNLI) melambung tinggi sepanjang tahun ini. Stockbit mencatat, saham bank milik Bangkok Bank itu tercatat telah naik 529,63% ke posisi harga 5.950 hingga penutupan perdagangan hari ini, Senin (29/9/2025).

Bahkan, BNLI sudah masuk ke radar pemantauan Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak dua kali sepanjang tahun ini. Saham Permata Bank dicap unusual market activity (UMA) oleh BEI pada 22 Februari dan 23 September 2025, dengan alasan yang sama, yakni peningkatan harga saham di luar kebiasaan.


Harga saham BNLI kini dihargai jauh lebih mahal daripada rata-rata industri perbankan, mencapai 63 kali di atas industri perbankan yang rata-rata 14,43%. Sementara itu, harga saham itu diperdagangkan 4,7 kali lipat nilai buku, dibanding bank lain yang rata-rata hanya 1,7 kali.

VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi mengatakan kedua hal itu menunjukkan bahwa harga saham BNLI saat ini premium.

Menurut Audi, kenaikan harga saham BNLI dipengaruhi oleh beberapa faktor. Antara lain, akuisisi besar oleh induknya, Bangkok Bank, mendorong integrasi yang memperkuat efisifiensi operasional dan konsolidasi regulasi. Selanjutnya, ia menyebut pemenuhin ketentuan free float saham.

"Hal ini mendorong likuiditas dari persentase saham publik," kata Audi saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (29/9/2025).

Selanjutnya, adanya spekulasi aksi korporasi. "Seperti aktivitas M&A antar bank regional," kata Audi.

Senada, Analis Doo Financial Futures Lukman Leong juga berpandangan bahwa Price to Earning Ratio (PER) yang tembus 63x itu sangat tinggi dan tidak wajar. PBV BNLI melebihi saham bank swasta terbesar RI, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA).

Lukman berpandangan pergerakan saham BNLI lebih bersifat spekulatif daripada fundamental, dan itu terlihata dari label UMA yang disematkan BEI.

"Menurut saya memang tidak wajar dan lebih condong spekulatif menurut saja. BEI sendiri juga melihat peningkatan harga saham Bank Permata ini sebagai unusual market activity (UMA)," ujar Lukman saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (29/9/2025).

Terpisah, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan bahwa dirinya tidak mengikuti perkembangan saham BNLI, namun menyoroti adanya sentimen optimisme di pasar saham secara umum. Maka demikian, banyak investor lokal berspekulasi saham mana yang berpotensi masuk indeks saham global milik institusi besar dunia, dan membeli lebih dulu untuk mendapatkan keuntungan.

"Sekarang sentimen di saham sedang luar biasa bagus, orang berlomba-lomba, untuk prediksi saham mana yang berikutnya masuk MSCI, FTSE atau indeks acuan besar lainnya," terang Rudiyanto saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (29/9/2025).

Dalam situasi ini, tambah Rudiyanto, valuasi saham mungkin menjadi kurang relevan. Ia mengatakan, "ini bisa terjadi pada saham apa saja."

Sebelumnya pada bulan Juni lalu, Direktur Utama Permata Bank, Meliza M. Rusli menyatakan pihaknya tidak memiliki informasi atau kejadian penting lainnya yang dapat memengaruhi harga saham Permata Bank.

"Tentu ini adalah keputusan investasi dari setiap investor," katanya pada bulan Juni lalu, dikutip September (29/9/2025).

Permata Bank tidak memiliki rencana aksi korporasi yang dapat menjadi sentimen atas pergerakan sahamnya. Bank itu akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) besok, Selasa (30/9/2025), untuk menerima pengunduran diri Abdy Dharma dari jabatannya sebagai direktur.


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Ditutup Menguat Hingga Kode Domisili Kembali Dibuka