
Deutsche Bank Ramal Harga Emas 2026 Sentuh US$ 4.000 per Ounce

Jakarta, CNBC Indonesia - Deutsche Bank (DBKGn.DE) menaikkan proyeksi harga emas tahun 2026 sebesar US$ 300 menjadi rata-rata US$ 4.000 per ounce. Hal ini dipicu oleh kuatnya permintaan bank sentral, potensi pelemahan dolar AS, serta berlanjutnya siklus pelonggaran suku bunga Federal Reserve.
Adapun, proyeksi terbaru ini lebih tinggi dibanding perkiraan awal sebesar US$ 3.700 per ounce yang dirilis pada April lalu. Faktor lain yang mempengaruhi revisi tersebut adalah meningkatnya risiko penurunan terhadap skenario dasar The Fed yang mempertahankan suku bunga tetap pada 2026, setelah diperkirakan menurunkan suku bunga tiga kali pada 2025.
Bank tersebut menandai ketidakpastian yang berasal dari perubahan komposisi Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dan tantangan yang berkelanjutan terhadap independensi The Fed sebagai faktor yang mendukung harga emas.
The Fed bakal mengumumkan keputusan kebijakan pada hari Rabu mendatang di tengah berbagai tantangan, termasuk sengketa hukum atas kepemimpinannya serta upaya Presiden AS Donald Trump untuk memberikan kendali yang lebih besar atas kebijakan suku bunga serta peran bank yang lebih luas.
Deutsche Bank mencatat permintaan emas resmi yang terus berlanjut dua kali lipat dari rata-rata 2011-2021, terutama didorong oleh Tiongkok. Di sisi lain, pasokan emas daur ulang tercatat 4% di bawah level yang diharapkan tahun ini, sehingga memberi ruang untuk kenaikan harga emas.
Namun, bank tersebut memperingatkan adanya risiko, termasuk kinerja pasar ekuitas yang kuat, pelemahan musiman harga emas selama kuartal keempat berdasarkan tren historis 10 tahun dan 20 tahun, serta kondisi ekonomi AS yang dapat mendorong The Fed untuk mempertahankan suku bunga tetap pada tahun 2026.
Deutsche Bank mengatakan bahwa meskipun perkembangan positif dalam negosiasi perdagangan AS dapat mengurangi ketidakpastian investasi bisnis, sensitivitas emas terhadap peristiwa tersebut terbatas.
Emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil, yang sering dianggap sebagai aset safe haven di masa ketidakpastian, cenderung berkinerja baik di lingkungan suku bunga rendah. Harganya telah naik sekitar 40% sejak awal tahun dan mencapai rekor tertinggi US$ 3.702,95 pada hari Selasa.
Bank juga menaikkan proyeksi harga perak untuk tahun 2026 menjadi rata-rata US$ 45 per ounce, naik dari US$ 40.
(ven/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investasi Emas Jadi Solusi Cerdas Masa Depan Finansial
