Purbaya Bantah Dikte Himbara Naikkan Bunga Deposito Valas

Arrijal Rachman , CNBC Indonesia
26 September 2025 15:11
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dalam memberi pemaparan APBN Kita di Kantor kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, (22/9/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dalam memberi pemaparan APBN Kita di Kantor kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, (22/9/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan kebijakan perbankan pelat merah yang kompak menaikkan suku bunga deposito valuta asing alias valas sebesar 4% bukan perintah Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

Ia mengatakan, penegasan ini penting disampaikan karena membuat sentimen buruk di pasar keuangan hingga menyebabkan tekanan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Orang menuduh saya, itu kebijakan menteri keuangan dikte perbankan untuk menaikkan bunga deposito dolar ke 4%. Jadi enggak ada kebijakan seperti itu," kata Purbaya di kantornya, Jakarta, Jumat (26/9/2025).

Ia menegaskan, dari para anggota KSSK lain, seperti Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, hingga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga tak ada yang pernah membuat kebijakan seperti itu.

"Kan saya ketua KSSK. Saya belum dengar berarti belum. Saya diskusi dengan Gubernur BI juga tadi, Anda pernah dengar? Enggak juga," paparnya.

"Jadi mungkin itu inisiatif beberapa pemimpin bank, tapi kita lihat mungkin mereka merasa butuh atau enggak. Tapi yang jelas enggak ada instruksi dari kami, dari BI, Danantara," tegas Purbaya.

Sebelumnya, bank pelat merah kompak menaikkan suku bunga deposito valuta asing (valas) dolar Amerika Serikat ke level 4%.

Direktur Utama BRI Hery Gunardi mengatakan bahwa kebijakan tersebut diharapkan dapat menjadi magnet baru bagi investor ritel maupun institusi, baik domestik maupun internasional.

"Dengan tingkat bunga yang lebih menarik, BRI membuka peluang bagi investor untuk memperoleh imbal hasil optimal sembari mengakses stabilitas sistem keuangan Indonesia yang terus berkembang," jelas Hery dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (25/9/2025).

Hery menambahkan, kenaikan suku bunga deposito valas merupakan respons BRI terhadap dinamika pasar global sekaligus strategi untuk memperluas basis dana valuta asing.

"Peningkatan suku bunga deposito valas ini menjadi salah satu upaya BRI dalam memberikan nilai tambah bagi nasabah, sekaligus memperkuat likuiditas perseroan dalam denominasi mata uang asing," ujarnya.

Sama halnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk (BBNI) juga melakukan strategi serupa. Direktur Utama BNI Putrama Wahju Setyawan mengatakan, penyesuaian ini merupakan strategi perseroan untuk menghadirkan nilai tambah bagi nasabah, khususnya yang selama ini lebih banyak menempatkan dana valas di luar negeri.

"Fokus kami adalah memberikan imbal hasil yang atraktif agar dana valas bisa lebih banyak terserap di dalam negeri. Dengan tingkat bunga yang lebih menarik, BNI membuka peluang bagi nasabah yang selama ini menempatkan dana valasnya di luar negeri untuk berinvestasi di Tanah Air," ujar Putrama.

Adapun Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Riduan menjelaskan bahwa dinamika pasar global telah meningkatkan kebutuhan nasabah terhadap instrumen valas yang aman, fleksibel, sekaligus memberikan potensi keuntungan menarik.

Menurut Riduan, mengerek naik bunga deposito valas menjadi 4% sejalan dengan arahan strategis pemerintah dalam menjaga stabilitas nilai tukar serta memperkuat daya saing industri perbankan nasional.

"Bank Mandiri hadir dengan produk simpanan valas yang kompetitif serta layanan lengkap untuk membantu nasabah mengoptimalkan dana dan transaksi bisnis, baik di onshore maupun offshore. Pada saat yang sama, kami berperan sebagai mitra strategis pemerintah dalam memperkuat stabilitas nilai tukar dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional," ungkap Ridwan.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) menilai strategi bunga deposito valas 4% merupakan langkah antisipatif atas potensi meningkatnya aliran dana dari luar negeri ke dalam negeri. Langkah tersebut juga dilakukan untuk memperkuat daya saing produk BTN di kawasan Asean.

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan penyesuaian suku bunga dolar AS tersebut merupakan strategi perseroan untuk menarik lebih banyak dana valuta asing ke Indonesia. "Kami ingin memastikan bahwa produk valas BTN tetap kompetitif dan menjadi pilihan menarik bagi nasabah, baik dari dalam maupun luar negeri," jelas Nixon.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Tergelincir, Nilai Tukar Dolar AS Naik Jadi Rp16.430

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular