Internasional

Lalai Awasi Audit Hingga 3 Bank Bangkut, KPMG Kena Semprot

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
24 September 2025 13:50
FDIC representatives Luis Mayorga and Igor Fayermark speak with customers outside of the Silicon Valley Bank headquarters in Santa Clara, California, U.S. March 13, 2023. REUTERS/Brittany Hosea-Small
Foto: REUTERS/BRITTANY HOSEA-SMALL

Jakarta, CNBC Indonesia - Firma akuntansi global KPMG dinilai mengabaikan sejumlah kelemahan di Silicon Valley Bank (SVB) serta dua bank lain sebelum kolaps pada 2023. Hal ini dianggap sebagai bukti adanya kekurangan dalam fungsi pengawasan audit, menurut laporan terbaru Partai Demokrat di Senat AS yang dikutip Wall Street Journal.

Laporan itu menyebutkan, KPMG telah mengetahui permasalahan di SVB, Signature Bank, dan First Republic Bank selama bertahun-tahun. Namun, auditor tetap memberikan laporan audit dengan opini wajar tanpa pengecualian bagi ketiga bank tersebut.

Padahal, bank-bank regional itu tidak siap menghadapi kenaikan suku bunga yang membuat nilai surat berharga dan pinjaman mereka anjlok, serta mendorong para deposan mencari imbal hasil lebih tinggi.

"[Laporan ini] menyingkap kebutaan yang disengaja KPMG dan menegaskan bahwa reformasi besar di industri audit sangat dibutuhkan demi transparansi dan perlindungan konsumen," ujar Senator Richard Blumenthal, anggota senior Subkomite Permanen Penyelidikan Senat AS, dikutip dari Wall Street Journal, Selasa (23/9/2025).

Menanggapi laporan tersebut, juru bicara KPMG menyebutnya sebagai "pendapat yang menyesatkan dan keliru" serta mengabaikan konteks penting. KPMG juga menegaskan tetap berpegang pada opini audit yang telah diterbitkan, dan sebelumnya pernah menyampaikan bahwa auditor tidak bertanggung jawab untuk menilai strategi bisnis klien yang "berisiko atau bahkan sembrono."

Senat menyoroti sejumlah temuan, termasuk keputusan KPMG yang tidak mendeteksi adanya risiko terhadap kelangsungan usaha SVB, hanya dua pekan sebelum kolaps. Di Signature Bank, KPMG disebut menepis tuduhan kredibel terkait praktik penipuan dan membenarkan kelemahan dalam pencatatan bank. Sementara di First Republic, KPMG disebut tidak menyampaikan kekhawatiran auditor kepada dewan direksi mengenai kelangsungan hidup bank itu sebelum runtuh.

SVB, Signature Bank, dan First Republic masing-masing memiliki aset sekitar US$100 miliar hingga US$200 miliar. Setelah kegagalan tiga bank tersebut, sejumlah bankir menyerukan perluasan jaminan simpanan. Di sisi lain, pemerintahan Trump saat ini mempercepat agenda deregulasi di industri perbankan maupun sektor lain.

Meski begitu, subkomite Senat tidak menyatakan apakah audit KPMG atas bank-bank itu melanggar standar audit. "Tidak ada penilaian regulator yang menyebut KPMG berperan dalam kegagalan bank-bank tersebut," tulis laporan itu.

Regulator audit AS, Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB), menolak memberikan komentar.

PCAOB sendiri tengah mengalami perombakan kepemimpinan pada masa jabatan kedua Presiden Donald Trump, setelah Ketua Erica Williams mundur pada Juli atas permintaan Ketua Securities and Exchange Commission (SEC), Paul Atkins.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonom Senior Kritik Aksi PPATK Blokir Rekening Dormant

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular