IHSG Terkoreksi Tipis Usai Cetak Rekor ATH Kemarin
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi tipis 3,21 poin atau turun 0,04% ke level 8.121,99 pada akhir perdagangan sesi pertama Rabu (24/9/205). Sebanyak 224 saham naik, 423 turun, dan 154 tidak bergerak.
Koreksi ini terjadi setelah kemarin, IHSG ditutup menyentuh level penutupan tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH).
Nilai transaksi pagi ini tergolong ramai atau mencapai Rp 28 triliun. Sebanyak 36,69 miliar saham berpindah tangan dalam 1,94 juta kali transaksi.
Berdasarkan data pasar, pada hari kedua melantai di Bursa Efek Indonesia, saham Merdeka Gold Resources (EMAS) masih menjadi buruan investor di pasar reguler. Nilai transaksi di anak usaha MDKA tersebut menjadi yang tertinggi di pasar reguler yakni Rp 571,7 miliar.
Adapun di pasar negosiasi, saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan BBCA membukukan transaksi triliunan rupiah.
Bank Central Asia (BBCA) menjadi pemberat utama kinerja IHSG hari ini, dengan saham BRPT menjadi penahan IHSG jatuh lebih dalam.
Mayoritas perdagangan bursa berada di zona merah dengan koreksi paling dalam dibukukan kesehatan dan utilitas. Sedangkan kenaikan tertinggi dicatatkan oleh sektor barang baku dan konsumer primer.
Sementara itu dari Bursa Asia-Pasifik, Indeks ASX/S&P 200 Australia turun 0,61%. Di Jepang, Nikkei 225 merosot 0,33% sementara Topix terkoreksi 0,35%.
Di Korea Selatan, Kospi melemah 0,11% sedangkan indeks small-cap Kosdaq turun 0,39%. Sementara itu, kontrak berjangka Hang Seng Hong Kong diperdagangkan di 26.188, lebih tinggi dibandingkan penutupan sebelumnya di 26.159,12, mengindikasikan potensi pembukaan yang positif.
Investor juga menantikan rilis data inflasi Australia untuk Agustus yang dijadwalkan hari ini. Data tersebut dinilai penting untuk memberi arah kebijakan moneter ke depan.
Dari sisi global, Wall Street berakhir di zona merah semalam. Tiga indeks utama Amerika Serikat kompak terkoreksi, dengan S&P 500 menghentikan reli setelah investor mulai meragukan keberlanjutan tren bullish kecerdasan buatan (AI).
Indeks S&P 500 ditutup melemah 0,55% ke 6.656,92 setelah sempat menyentuh rekor intraday dan mencetak rekor penutupan pada Senin. Nasdaq Composite anjlok hampir 1% ke level 22.573,47, dipimpin pelemahan saham-saham AI seperti Nvidia, Oracle, dan Amazon, sedangkan Dow Jones Industrial Average terkoreksi tipis 88,76 poin atau 0,19% ke 46.292,78.
Hal tersebut seiring dengan Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan bahwa bank sentral berada dalam "situasi yang menantang" dengan risiko inflasi yang bisa lebih cepat dari perkiraan, di saat yang sama pertumbuhan lapangan kerja yang lemah menimbulkan kekhawatiran tentang kesehatan pasar tenaga kerja.
Powell juga mencatat bahwa harga aset, kategori yang biasanya mencakup saham dan instrumen berisiko lainnya, berada pada level yang tinggi.
Dalam pidatonya di Providence, Rhode Island, Powell ditanya sejauh mana ia dan para koleganya memberi perhatian pada harga pasar dan apakah mereka memiliki toleransi lebih besar terhadap valuasi yang tinggi.
"Kami memang melihat kondisi keuangan secara keseluruhan, dan kami bertanya pada diri sendiri apakah kebijakan kami memengaruhi kondisi keuangan dengan cara yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.Tetapi benar, dengan banyak ukuran, misalnya harga ekuitas, saat ini memang cukup tinggi."" kata Powell dikutip dari Reuters.
Meskipun Powell menyoroti tingginya valuasi ekuitas, ia menegaskan bahwa saat ini bukanlah masa dengan risiko stabilitas keuangan yang meningkat.
(fsd/fsd)