
IHSG Terkoreksi Tipis, Turun 11 Poin ke 8.040

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 11,08 poin atau terkoreksi tipis 0,14% ke level 8.040,04 pada perdagangan Senin (22/9/2025). Sebanyak 371 saham naik, 297 turun, dan 132 tidak tidak bergerak.
Nilai transaksi hingga jeda makan siang hari ini mencapai Rp 23,09 triliun. Sebanyak 39,85 miliar saham berpindah tangan dalam 2,31 juta kali transaksi.
Sektor barang baku dan finansial tercatat merosot paling dalam, dengan mayoritas sektor perdagangan berada di zona hijau. Adapun penguatan terbesar dicatatkan oleh sektor konsumer primer dan properti.
Saham emiten kapitalisasi besar tercatat menjadi pemberat utama kinerja IHSG hari ini. Saham emiten tambang tembaga emas milik Grup Salim, Amman Mineral Internasional (AMMN) menjadi pemberat utama gerak IHSG hari ini.
Tercatat saham-saham lain yang ikut menyeret IHSG ke bawah termasuk BBRI, BBCA, BREN dan BRMS dan tercatat menjadi laggard pada perdagangan hari ini.
Sebagai informasi, pada pekan lalu, IHSG menorehkan rekor penutupan tertinggi sepanjang masa di level 8.051,12 pada Jumat (19/9/2025).
Sepanjang pekan lalu, IHSG mengakumulasi kenaikan 2,51%. Penguatan ini mendorong indeks naik 12,4% sepanjang tahun berjalan.
Pekan ini pasar memasuki wilayah yang nampak lebih rapuh. Minimnya sentimen domestik baik dari sisi data ekonomi membuat perhatian investor otomatis beralih ke faktor eksternal.
Dalam kondisi seperti ini, arah kebijakan Bank Rakyat China (PBoC) dan data inflasi Amerika Serikat akan menjadi jangkar utama yang menentukan stabilitas IHSG sekaligus keberlanjutan tekanan pada rupiah.
Sementara itu, Bursa Asia Pasifik bergerak menguat jelang keputusan suku bunga acuan China.
Indeks acuan Jepang, Nikkei 225, naik 0,74% pada pembukaan, sementara indeks Topix naik 0,58%.
Selanjutnya, Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,71% di awal perdagangan, sementara indeks Kosdaq yang berkapitalisasi kecil naik 0,7%.
Selain itu, Indeks ASX/ASX 200 Australia naik 0,49%. Indeks Hang Seng Hong Kong dibuka mendatar, dengan kontrak berjangka terakhir diperdagangkan di 26.535, dibandingkan dengan penutupan indeks sebelumnya di 26.545,1.
Adapun China diperkirakan akan mempertahankan suku bunga utama pinjamannya. Mengutip Reuters, hal ini dipicu oleh Federal Reserve AS yang menurunkan suku bunganya sebesar 25 basis poin.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Analis Sebut Pasar Saham RI Jadi Primadona, Ini Alasannya
