Rupiah Terkapar, Dolar AS Naik Jadi Rp 16.435

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
16 September 2025 15:06
Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Refinitiv, pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (16/9/2025) rupiah terdepresiasi 0,18% ke posisi Rp16.435/US$.

Hal ini cukup mengejutkan, lantaran sejak pembukaan hingga menjelang penutupan rupiah masih terpantau menguat, bahkan sempat menyentuh level Rp16.358/US$. Namun, menjelang akhir sesi, rupiah berbalik arah dan terkoreksi hanya beberapa menit sebelum perdagangan ditutup.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 15.00 WIB terpantau tengah mengalami pelemahan 0,23% di level 97,082. Hal ini melanjutkan pelemahan sejak perdagangan kemarin, dimana DXY ditutup melemah 0,25% di level 97,302.

Pergerakan rupiah pada hari ini tidak sejalan dengan indeks dolar AS yang tengah mengalami pelemahan.

DXY tertekan seiring meningkatnya keyakinan investor bahwa The Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga acuan dalam rapat FOMC yang berlangsung 16-17 September 2025. Keputusan tersebut akan diumumkan Rabu malam waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Selain itu, Presiden Donald Trump kembali menekan Ketua The Fed Jerome Powell untuk melakukan pemangkasan suku bunga yang lebih besar dengan alasan pelemahan sektor perumahan.

Data pasar tenaga kerja AS yang terus melemah dalam beberapa pekan terakhir juga semakin memperkuat spekulasi pelonggaran moneter bank sentral AS, sehingga menekan dolar AS lebih dalam.

Dari dalam negeri, pelaku pasar tengah menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang akan diumumkan Rabu (17/9/2025).

Menurut Senior Ekonom Mirae Asset Sekuritas, Bank Indonesia diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya.

"Kami memperkirakan BI pada Rapat Dewan Gubernur pekan ini, yang akan diumumkan pada tanggal 17 besok akan menahan suku bunga pada 5,0%. BI sudah cukup agresif menurunkan suku bunga pada siklus pelonggaran moneter saat ini, yakni sejak September 2024 lalu dengan total pemangkasan sebesar 125 bps hingga Agustus 2025 kemarin," tulis Rully dikutip dari riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia.


(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Ditutup Melemah, Dolar AS ke Rp16.280

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular