IHSG Menguat 0,64% Ditopang Kinerja Saham Bank BUMN

fsd, CNBC Indonesia
11 September 2025 16:40
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (10/9/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (10/9/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,64% atau naik 48,90 poin ke level 7.7447,91 pada penutupan perdagangan Kamis (11/9/2025). Sebanyak 408 saham naik, 263 turun, dan 135 tidak bergerak.

Nilai transaksi hingga jeda makan siang tergolong ramai atau mencapai Rp 18,43 triliun yang melibatkan 33,15 miliar saham dalam 1,97 juta kali transaksi.

Mayoritas sektor perdagangan bergerak di zona hijau, dengan penguatan terbesar dicatatkan oleh sektor finansial, kesehatan dan barang baku. Sedangkan hanya sektor energi, teknologi, properti dan konsumer non primer yang mengalami pelemahan.

Saham emiten perbankan BUMN tercatat menjadi penggerak utama kinerja IHSG hari ini.

Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang melesat 5,15% ke Rp 4.080 per saham menjadi penopang utama gerak IHSG dan menyumbang kenaikan 33 indeks poin.

Lalu ada Bank Negara Indonesia (BBNI) yang naik 7,80% ke Rp 4.420 per saham menyumbang penguatan 11,39 indeks poin. Kemudian ada Bank Mandiri (BMRI) yang menguat 1,82% ke Rp 4.480 per saham dengan sumbangsih 7 indeks poin.

Kenaikan saham emiten bank BUMN ini seiring dengan pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa tentang menarik Rp 200 triliun dari Bank Indonesia dan mengembalikannya ke sistem perekonomian, kemarin Rabu (10/9/2025).

Sebagai informasi, Pemerintah akan menarik dana yang selama ini tersimpan di BI sebesar Rp200 triliun dan dialihkan kepada perbankan. Langkah ini ditempuh untuk mendorong perputaran ekonomi yang lebih cepat.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa di Istana Negara, Jakarta, Rabu (10/9/2025). Keputusan tersebut juga telah mendapatkan persetujuan dari Presiden Prabowo Subianto.

Purbaya menjelaskan, dana tersebut merupakan kas negara. Pemindahan dana ke perbankan bukan dalam bentuk pinjaman melainkan tambahan likuiditas agar bisa menggenjot penyaluran kredit.

Pasar keuangan RI yang berhasil rebound pada perdagangan kemarin Rabu menunjukkan gejolak dari efek reshuffle Kabinet Merah Putih sudah mulai mereda.

Akan tetapi tampaknya volatilitas pasar masih akan diuji sejumlah data dari eksternal, utamanya soal inflasi AS dan update mingguan soal pasar tenaga kerja yang akan menjadi penentu utama keputusan suku bunga the Fed pada minggu depan.

Sementara itu, bursa Asia-Pasifik dibuka bervariasi pada Kamis (11/9/2025), mengikuti reli di Wall Street yang terus mencetak rekor tertinggi. Optimisme investor didorong oleh harapan pemangkasan suku bunga The Fed dan data inflasi yang lebih baik dari perkiraan.

Pada perdagangan Rabu (10/9/2025) di Wall Street, sebagian besar indeks utama ditutup menguat dan mencetak rekor baru. Data indeks harga produsen (PPI) terbaru menunjukkan inflasi melandai, memperkuat sentimen positif di pasar.

Indeks S&P 500 ditutup naik 0,3% ke 6.532,04, rekor penutupan tertinggi sepanjang sejarah. Bahkan sempat menanjak 0,7% ke 6.555,97 di sesi intraday, juga menjadi rekor baru.

Nasdaq Composite ikut menguat tipis 0,03% ke 21.886,06, mencetak rekor penutupan setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi intraday. Namun, Dow Jones Industrial Average justru turun 220,42 poin atau 0,48% ke 45.490,92, tertekan aksi jual pada saham Apple usai peluncuran iPhone terbaru yang mengecewakan investor.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Danantara Bertemu Dirut-Dirut Bank BUMN, Ini Bocorannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular