Rupiah Tertekan, Nilai Tukar Dolar AS Melesat ke Rp16.470

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
09 September 2025 15:07
Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah ditutup terkoreksi cukup dalam terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Selasa (9/9/2025).

Melansir dari refinitiv, mata uang garuda ditutup terdepresiasi 1,04% di posisi Rp16.470/US$, bahkan secara intraday, rupiah sempat melemah ke level Rp16.495/US$.

Pelemahan rupiah pada hari ini sekaligus menandai pelemahan harian terbesar sejak 8 April 2025, yang kala itu rupiah melemah 1,84% imbas dari pengumuman resiprokal tarif Presiden AS Donald Trump.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 15.00 WIB tengah mengalami penguatan tipis 0,03% di level 97,48, secara intra day DXY sempat turun ke level 97,25 sekaligus menjadikannya level terlemah sejak Juli 2025 atau dalam tujuh pekan terakhir.

Pelemahan rupiah pada perdagangan hari ini, Selasa (9/9/2025), masih dipengaruhi oleh pergantian menteri keuangan dari Sri Mulyani digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa yang resmi diumumkan pada Senin sore (8/9/2025), artinya setelah perdagangan rupiah ditutup, sehingga efeknya baru terasa pada perdagangan hari ini.

Menurut Rully Wisnubroto, Ekonom senior Mirae Asset Sekurita Indonesia, pergantian ini memberi sinyal adanya pergeseran arah kebijakan ekonomi Pemerintah Presiden Prabowo.

"Hal ini akan sangat berpengaruh karena merupakan sebuah sinyal pergerseran arah kebijakan ekonomi untuk memperkuat kendali dan menekankan prioritas baru," ujar Rully.

Rully turut memperkirakan akan adanya tren pelemahan pada nilai tukar rupiah, indeks saham gabungan (IHSG), hingga pasar obligasi dalam beberapa hari kedepan.

Namun disisi lain, tren pelemahan yang tengah dialami oleh indeks dolar AS sebetulnya bisa membantu menahan laju pelemahan rupiah pada perdagangan hari ini.

Pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) terjadi seiring meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap kondisi pasar tenaga kerja di Negeri Paman Sam.

Investor bersiap menghadapi revisi data ketenagakerjaan yang diperkirakan akan menunjukkan situasi lebih buruk dibanding laporan awal. Ekonom bahkan memproyeksikan adanya revisi penurunan hingga 800 ribu lapangan kerja dalam periode April 2024 hingga Maret 2025. Sinyal ini menambah keyakinan bahwa Federal Reserve (The Fed) akan semakin agresif memangkas suku bunga guna menopang ekonomi.

Selain itu, tekanan politik turut memperburuk sentimen terhadap dolar. Presiden AS Donald Trump memecat Kepala Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) dengan tuduhan memalsukan data, meski tanpa bukti jelas.

Langkah tersebut menimbulkan kekhawatiran mengenai independensi lembaga statistik serta potensi campur tangan politik terhadap kebijakan moneter. Bersamaan dengan itu, investor obligasi AS mulai memperingatkan risiko fiskal jangka panjang yang semakin diabaikan pasar, mempertegas kerentanan dolar terhadap gejolak baru.


(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Ditutup Melemah, Dolar AS ke Rp16.280

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular