Pasar Obligasi Tertekan, Yield SBN 5 & 10 Tahun Melonjak

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
09 September 2025 14:00
Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) tenor 5 tahun dan 10 tahun tercatat sedang mengalami tren kenaikan di tengah pergantian Menteri Keuangan RI. Pergerakan ini menjadi sinyal bahwa pasar obligasi sedang ditinggalkan oleh investor.

Melansir dari Refinitiv, pada perdagangan siang ini, Selasa (9/9/2025) pukul 12.55 WIB, yield SBN tenor 5 tahun (ID5YT) berada di level 5,811%, turun tipis sebesar 0,15 basis poin. Meski demikian, sehari sebelumnya (Senin, 8/9/2025), yield ID5YT justru melonjak cukup signifikan hingga naik 7 basis poin.

Sementara itu, yield ID10Y pada perdagangan siang ini, Selasa (9/9/2025) pukul 12.55 WIB, yield berada di level 6,441% , sementara pada penutupan perdagangan kemarin (Senin 8/9/2025), yield turut menguat hingga ditutup di level 6,422%.

yield bahkan sempat naik ke level 6,489% pada pagi hari.

Sebagai catatan, harga dan yield obligasi selalu bergerak berlawanan arah. Dengan demikian, ketika yield naik, artinya harga obligasi sedang turun-suatu kondisi yang mencerminkan investor tengah melakukan aksi jual.

Kenaikan yield ini terjadi seiring dengan pergantian Menteri Keuangan yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto pada Senin (8/9/2025). Sri Mulyani resmi digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa, mantan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Menurut Chief Economist Bank Permata, Josua Parded, dalam jangka pendek pergantian ini berpotensi memicu volatitlitas yield SBN, rupiah, hingga tekanan di pasar Saham.

"Setidaknya sampai ada pernyataan tegas dari Menkeu baru," tambahnya.

Josua juga menekankan bahwa target RAPBN 2026 defisit 2,48% PDB, asumsi kurs Rp16.500/US$, dan yield SBN 6,9% hanya bisa tercapai jika disiplin fiskal tetap dijaga dan koordinasi erat dengan Bank Indonesia (BI) berjalan baik.

Namun diluar daripada itu, tren pelemahan SBN tenor 10 tahun telah terjadi sejak akhir Agustus lalu,

Ketika itu, Yield ID10YT sempat menyentuh level terendahnya sejak 2023 atau hampir dua tahun, di level 6,302%, namun setelah mencetak level tersebut, yield langsung kembali terkerek naik hingga hari ini berada di level 6,441%. Artinya, imbal hasil SBN tenor 10 tahun telah turun sebanyak 14 basis poin.

Salah satu penyebab, naiknya yield tersebut adalah aksi jual yang dilakukan oleh investor asing. Berdasarkan data Bank Indonesia berdasarkan transaksi sepanjang 1-3 September 2025, pasar SBN mengalami net sell asing sebesar Rp7,69 triliun.


(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dari Meja Judi hingga Jadi Raja Obligasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular