
Labanya Anjlok 87%, Gudang Garam (GGRM) Dikabarkan PHK Karyawan

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar PHK Massal karyawan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) tengah viral di media sosial. Kabar tersebut diungkap melalui sebuah video yang tersebar di internet.
Sebuah video yang diunggah akun @adion._87 memperlihatkan momen haru saat karyawan yang mengenakan seragam merah dan biru bertuliskan PT Gudang Garam didera kabar PHK Massal. Video tersebut memperlihatkan ketika mereka dikumpulkan dalam satu aula.
Usai mendengar kabar tersebut, para karyawan menangis dan berpelukan haru. Mereka langsung bersalaman selayaknya pamitan.
Kabar ini pun mendapatkan reaksi dari beragam kalangan, dari kalangan buruh hingga menteri koordinator bidang perekonomian.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyebut jika benar terjadi PHK di PT Gudang Garam, maka ini membuktikan daya beli masyarakat masih rendah sehingga produksi menurun. Akibatnya pengurangan pegawai tidak terhindarkan.
"Juga disebabkan pasokan tembakau terbatas dan PT gudang garam dalam produk rokoknya kurang mengikuti trend perubahan zaman dan tidak inovatif sehingga rokoknya kurang dapat bersaing di pasaran," sebut Said Iqbal.
Dirinya juga menyebut kondisi itu makin diperparah dengan penambahan pajak serta cukai rokok yang semakin mahal.
"Ribuan buruh rokok pt gudang garam ter-PHK, dan puluhan ribu buruh lainnya juga akan ter-PHK seperti buruh tembakau, logistik, supir, pedagang kecil, supplier, pemilik kontrakan dan lain-lain," ujar Said Iqbal.
Bisa jadi ratusan ribu buruh berpotensi kehilangan pekerjaan, sehingga perlu ada langkah konkrit.
"Pemerintah pusat dan daerah harus turun tangan tapi jangan seperti kasus PHK sritex yang hanya janji manis, THR saja tidak dibayar," sebutnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menanggapi Kabar PHK Massal karyawan PT Gudang Garam yang tengah viral di media sosial.
Airlangga menegaskan bahwa pihaknya akan memantau isu tersebut. Menurutnya, beredarnya isu PHK seiring langkah perusahaan yang sudah mulai melakukan modernisasi.
"Kita monitor karena gudang garam menggunakan modernisasi, nanti kita lihat," ujar Airlangga saat ditemui oleh wartawan di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (8/9/2025).
Airlangga pun menjelaskan bahwa dari pihak perusahaan pun belum melakukan pelaporan.
"Gudang garam juga belum melaporkan," ujarnya.
Kinerja Lesu GGRM
Gudang Garam (GGRM) diketahui mencatat laba bersih hingga semester I tahun 2025 sebesar Rp 117,1 miliar. Laba tersebut anjlok 87,3% jika dibandingkan semester I tahun 2024 yang sebesar Rp 925,5 miliar.
Mengutip laporan keuangannya yang disampaikan melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), penurunan laba tersebut karena pendapatan GGRM hingga Juni 2025 turun 11,4% jadi Rp 44,3 triliun dari perolehan Juni 2024 yang sebesar Rp 50,01 triliun.
Biaya pokok pendapatan juga turun menjadi Rp 40,5 triliun. Maka laba kotor GGRM hingga Juni 2025 turun menjadi Rp 3,7 triliun dari Juni 2024 yang sebesar Rp 5,06 triliun.
Laba usaha GGRM hingga semester pertama juga anjlok signifikan menjadi Rp 513,7 miliar dari Juni 2024 yang sebesar Rp 1,613 triliun.
Penurunan tersebut karena pendapatan lainnya turun jadi Rp 148,7 miliar, sedangkan penurunan beban usaha hanya 5% jauh lebih kecil dari penurunan pendapatan dan menjadi Rp 3,4 triliun. Sementara itu, beban lainnya malah naik jadi Rp 2,3 miliar, dan perusahaan membukukan rugi kurs Rp 1,7 miliar dari sebelumnya mencatat laba Rp 39,3 miliar.
Total aset GGRM hingga semester I tahun ini juga menyusut jadi Rp 79,8 triliun dari aset akhir tahun 2024 yang sebesar Rp 84,9 triliun.
Pada perdagangan hari ini saham GGRM turun 3,24% menjadi Rp 8.950 per saham dengan kapitalisasi pasar Rp 17,22 triliun. Sejak awal tahun saham GGRM telah turun 32%, dalam setahun terakhir turun 43%, tiga tahun terakhir terkoreksi 66% dan dalam lima tahun terakhir turun 82%. Sementara itu dari rekor harga tertinggi yang pernah dicatatkan perusahaan di Rp 100.975 per saham pada 4 Maret 2019 silam, saat ini saham GGRM telah jatuh 91,13%.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Meramal Bisnis Rokok, Emiten Mana Paling Untung?
