
Rupiah Perkasa, Dolar AS Turun ke Rp16.370

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah dibuka menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pertama di pekan ini.
Melansir dari Refinitiv, pada perdagangan hari ini, Senin (8/9/2025) rupiah dibuka terapresiasi sebesar 0,27% di posisi Rp16.370/US$, melanjutkan penguatan kumulatif pekan lalu yang menguat 0,42% dan ditutup di level Rp16.415/US$.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) per pukul 09.00 WIB tengah berada di zona penguatan sebesar 0,11% di level 97,86. Namun, pada penutupan perdagangan terkahir pekan lalu, Jumat (5/8/2025) DXY tertekan cukup dalam sebesar 0,59% di level 97,76.
Pergerakan rupiah hari ini lebih banyak dipengaruhi oleh pelemahan DXY pada akhir pekan lalu, lantaran pasar keuangan domestik tutup pada Jumat (5/9/2025) untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Pelemahan dolar AS terjadi usai rilis data ketenagakerjaan yang mengecewakan. Non-farm payrolls (NFP) AS pada Agustus hanya bertambah 22.000, jauh di bawah ekspektasi konsensus yakni bertambah 75.000.
Rata-rata kenaikan tenaga kerja tiga bulan terakhir juga lesu, hanya sekitar 29.000 per bulan. Sektor manufaktur bahkan kembali terkontraksi dengan kehilangan 12.000 pekerjaan.
Tingkat pengangguran Agustus naik ke 4,3%, level tertinggi sejak pandemi lebih dari tiga tahun lalu. Meski demikian, data upah memberi sedikit angin segar. Rata-rata upah per jam tumbuh 0,3% bulanan, sesuai ekspektasi, dengan laju tahunan melandai ke 3,7% dari 3,9% di Juli. Ini memberi sinyal tekanan inflasi mulai mereda.
Kombinasi pelemahan pasar tenaga kerja dan perlambatan upah mendorong spekulasi lebih agresif terkait kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed). Pasar kini memandang ada 12% peluang The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 50 bps pada FOMC 16-17 September, naik dari sebelumnya nyaris nol.
Setelah pemangkasan 25 bps yang sudah diperkirakan 100% pada September, pasar juga melihat 87% peluang pemangkasan tambahan 25 bps pada pertemuan 28-29 Oktober. Secara total, The Fed diproyeksikan memangkas suku bunga sebesar 74 bps hingga akhir 2025, sehingga Fed Funds Rate (FFR) turun ke sekitar 3,64% dari posisi saat ini 4,38%.
Prospek pelonggaran agresif The Fed inilah yang menjadi katalis positif bagi rupiah, karena melemahkan dolar AS secara global dan meningkatkan daya tarik aset pasar berkembang, termasuk Indonesia.
(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Efek Kebijakan Trump, Segini Harga Dolar AS Money Changer