
Koreksi IHSG Terpangkas, Sesi I Turun 0,76%

Jakarta, CNBC Indonesia — Penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpangkas pada akhir sesi I hari ini, Senin (1/9/2025). Indeks sempat turun lebih dari 3% pada perdagangan intraday.
IHSG sesi I turun 0,76% atau 59,51 poin ke level 7.770,98. Sebanyak 567 saham turun, 172 saham naik, 217 stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp 14,65 triliun. Sebanyak 23,54 miliar saham berpindah tangan dalam 1,51 juta kali transaksi.
Mengutip Refinitiv, hanya ada tiga sektor yang berada di zona hijau, yakni kesehatan (3,44%), properti (0,88%), dan bahan baku (0,29%). Sektor teknologi turun paling dalam, yaitu -1,48% dan finansial -1,28%.
Sejumlah saham blue chip menjadi pemberta utama indeks hari ini. BBRI berkontribusi -9,89 indeks poin, DCII -7,51 indeks poin, BMRI -6,13 indeks poin, TLKM -5,7 indeks poin, dan BBCA -5,35 indeks poin.
IHSG hari ini merespons kerusuhan besar yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Pun indeks masih diselimuti dengan potensi kerusuhan yang masih membayangi pekan ini.
Anggota Dewan Komisioner OJK Inarno Djajadi meminta investor betul-betul bijak dalam berinvestasi dan tidak berdasarkan rumor, melainkan fakta-fakta yang utama.
"Kami tetap percaya diri kalau kita akan maju ke depan," jelas Inarno.
OJK juga menegaskan, pihaknya masih tetap memberlakukan ketentuan pembelian kembali saham (buyback) tanpa adanya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Kebijakan ini sendiri diambil ketika IHSG beberapa waktu lalu mengalami penurunan dalam.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengatakan bahwa pasar saham dipengaruhi oleh dua hal, yakni fundamental dan persepsi. Menurutnya saat ini pasar disengat oleh sentimen persepsi.
"Fundamentalnya bagus dan kelihatan yang terjadi memang persepsi investor asing, dan kelihatan kan kondisinya membaik," katanya usai konferensi pers di Bursa Efek Indonesia, Senin (1/9/2025).
Sebagaimana diketahui, Morgan Stanley Capital International (MSCI) telah mengumumkan hasil tinjauan berkala (index review) untuk edisi Agustus 2025. Pada MSCI Global Standard Indexes List, ada 2 emiten masuk dan 1 emiten keluar. Sementara pada MSCI Small Cap Indexes ada 6 emiten masuk dan 2 emiten keluar.
Sebagai informasi, IHSG telah beberapa kali melewati masa-masa kritis. Penurunan terburuk indeks terjadi pada 8 Januari 1998, di mana IHSG ambruk 11,95% dalam satu hari. Kala itu Indonesia tengah dihantam dengan kepanikan karena nilai tukar rupiah mendadak anjlok terhadap dolar Amerika Serikat.
Kemudian pada 8 Oktober 2008, indeks tercatat turun 10,37%. Saat itu indeks dipukul oleh krisis keuangan global.
Terbaru, IHSG sempat merosot 7,9% pada 8 April 2025. Ini terjadi sebagai respons investor atas kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Merah! Pasar Cemas Deflasi dan Data Ekonomi
