Vale (INCO) Klarifikasi Kebocoran Pipa di Luwu Timur
Jakarta, CNBC Indonesia -PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengklarifikasi terkait kebocoran pipa distribusi minyak yang terjadi di Desa Lioka, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, pada Sabtu, (23/8/2025). Insiden yang berlokasi sekitar 20 kilometer dari pabrik pengolahan tersebut diduga disebabkan oleh pergerakan tanah yang merusak jalur pipa.
Perseroan menegaskan telah mengambil langkah cepat sejak menerima laporan awal, termasuk membentuk Tim Tanggap Darurat (Emergency Response Group). Selain itu, upaya penghentian sementara kebocoran dilakukan dengan menutup valve serta mengidentifikasi dan mengisolasi sumber kebocoran.
Untuk mencegah meluasnya dampak, PT Vale memasang penghalang berupa oil boom dan oil trap di sekitar lokasi. Perusahaan juga melakukan pengujian kualitas air dan tanah, serta mendirikan posko informasi dan bantuan di Kantor Kecamatan Towuti.
"Melakukan koordinasi erat dengan pemangku kepentingan terkait (diantaranya Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, Kecamatan Towuti, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Lingkungan Hidup, aparat kepolisian, untuk memastikan penanggulangan dilakukan secara terpadu dan transparan," sebagaimana disebut dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Selasa, (26/8/2025).
Dalam penanganan darurat, PT Vale turut memberikan dukungan logistik dan layanan kesehatan bagi warga terdampak. Perseroan juga melibatkan masyarakat setempat dalam upaya pemulihan guna menjaga solidaritas sekaligus kebermanfaatan ekonomi lokal.
Lebih lanjut, Vale menyatakan komitmen penuh untuk pemulihan menyeluruh terhadap lingkungan yang terdampak. Upaya itu mencakup rehabilitasi ekosistem, pemberian dukungan sosial-ekonomi, serta evaluasi dan penguatan sistem keamanan pipa agar kejadian serupa tidak terulang.
Terkait dampak terhadap operasional, Perseroan menegaskan bahwa kejadian ini tidak berpengaruh signifikan terhadap kegiatan maupun kinerja keuangan. Seluruh aktivitas operasional tetap berjalan normal dengan langkah-langkah mitigasi yang sudah ditempuh.
Mengenai potensi gugatan hukum, Perseroan masih melakukan pengkajian lebih lanjut. Namun, Vale menegaskan komitmennya untuk bertanggung jawab penuh dalam pemulihan lingkungan dan sosial sehingga risiko gugatan dapat diminimalkan.
Vale juga menjelaskan alasan keterlambatan dalam menyampaikan keterbukaan informasi kepada publik. Menurut Perseroan, langkah itu dilakukan agar informasi yang diumumkan telah melalui verifikasi data, penilaian dampak, dan koordinasi dengan pihak terkait, sehingga akurat dan sesuai tata kelola perusahaan yang baik.
Hingga saat ini, Vale menegaskan tidak ada kejadian material lain yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha maupun harga saham. Perusahaan berkomitmen menjaga transparansi serta akuntabilitas dalam setiap proses pemulihan dan penanganan insiden.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Dusun Molindoe Yusperlin melaporkan kerusakan pipa terjadi di Desa Lioka, Kecamatan Towuti, pada Sabtu (23/8/2025) sekitar pukul 07.30 WITA. Dampak dari kerusakan itu meluas hingga ke area persawahan dan aliran sungai.
"Berdampak kurang lebih 38 hektare sawah aktif dan bisa berdampak dengan berapa hektare lahan kebun," ujar Kepala Dusun Molindoe, Yusperlin, dikutip dari detikSulsel, Senin (25/8/0225).
Menurut Yusperlin, wilayahnya sudah tiga kali terkena dampak kebocoran pipa minyak milik PT Vale. Ia menyebutkan, kebocoran tersebut diduga disebabkan kondisi pipa yang sudah menua.
(fsd/fsd)