Trump Bikin Ulah Lagi, Pasar Asia-Pasifik Terguncang

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
26 August 2025 08:17
papan saham elektronik yang menunjukkan kerugian awal indeks Nikkei 225 Jepang di sebuah perusahaan sekuritas, Kamis, 3/4/2025 di Tokyo..(AP Photo/Shuji Kajiyama)
Foto: AP/Shuji Kajiyama

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar Asia Pasifik mayoritas turun pada hari Selasa (26/8/2025), mengikuti pergerakan Wall Street. Hal itu terjadi disebabkan oleh para investor yang mempertimbangkan komentar Presiden AS Donald Trump terhadap China.

Selain itu, respon investor juga disebabkan oleh Presiden AS yang memecat Gubernur Federal Reserve Lisa Cook pada hari Senin malam di Amerika Serikat.

Indeks Kospi turun 0,46%, sementara Kosdaq yang berkapitalisasi kecil naik 0,55% pada pembukaan.

Di Jepang, Nikkei 225 turun 1,21% sementara indeks Topix yang lebih luas turun 1,05%. Indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,31%.

Kontrak berjangka untuk indeks Hang Seng Hong Kong berada di 25.711, menunjukkan pembukaan yang lebih lemah dibandingkan dengan penutupan terakhir HSI di 25.829,91

Saham-saham RRT akan menjadi fokus, setelah CSI 300 China memperpanjang kenaikannya untuk sesi keempat berturut-turut, naik lebih dari 2% pada hari Senin.

Saham-saham di Nasdaq Golden Dragon China Index, yang mencakup saham-saham China yang tercatat di AS telah mengakhiri sesi Senin dengan menguat meskipun terjadi penurunan pada indeks-indeks utama di Wall Street.

Sebagai informasi, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memecat Gubernur Federal Reserve (The Fed) Lisa Cook pada Senin (25/8/2025). Langkah ini dinilai sebagai tindakan tanpa preseden dan memperbesar ketegangan politik terkait independensi bank sentral AS.

Dalam surat yang diunggah di media sosial pribadinya, Truth Social, Trump menyebut pemecatan dilakukan dengan dasar Konstitusi AS Artikel II dan Federal Reserve Act 1913.

"Dengan ini Anda diberhentikan dari posisi Gubernur The Fed, efektif segera," tulis Trump.

Keputusan Trump ini berpotensi memicu pertarungan hukum panjang yang bisa berujung di Mahkamah Agung. Pasalnya, aturan Federal Reserve Act membatasi presiden hanya bisa memberhentikan gubernur "for cause" atau dengan alasan kuat, biasanya terkait pelanggaran berat.

Alasan yang dipakai Trump adalah dugaan mortgage fraud atau penipuan kredit properti. Cook, yang ditunjuk mantan Presiden Joe Biden pada 2022, dituding mencatatkan dua properti berbeda sebagai "primary residence" atau tempat tinggal utama dalam dokumen pinjaman.

Selain itu, Trump dilaporkan mengancam akan mengenakan tarif 200% kepada China jika mereka tidak mengekspor magnet tanah jarang ke AS.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar Melemah, Ini Dampaknya ke Ekonomi Global

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular