QRIS dan Mobile Banking Jadi Jurus Bank Panen CASA
Jakarta, CNBC Indonesia — Transformasi digital perbankan saat ini menjadi salah satu mesin pertumbuhan dana murah (current account saving account/CASA) sekaligus pendapatan berbasis komisi (fee based income). Hal ini menjadi penting di tengah seretnya pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK).
Analis Phintraco Sekuritas, Nurwachidah menilai semakin banyak nasabah yang aktif bertransaksi digital, semakin besar pula peluang bank mengumpulkan dana murah dalam jumlah masif. "Hal ini penting untuk menjaga profitabilitas bank di tengah dinamika ekonomi dan suku bunga yang fluktuatif," ujarnya, dikutip Senin (25/8/2025).
PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk merupakan salah satu bank yang telah mengadopsi QRIS di dalam layanan mobile banking. Layanan pembayaran digital tersebut kini tidak hanya terbatas pada transaksi domestik, tetapi juga sudah dapat digunakan di negara lain, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, hingga Jepang.
Layanan QRIS lintas negara menjadi peluang besar. Dengan demikian, baik wisatawan maupun pelaku usaha, dapat melakukan pembayaran dengan lebih praktis, karena tidak harus menukar uang.
BWS pun mencatat pendapatan fee based income dari jasa transfer sebesar Rp19,7 miliar pada semester I/2025, tumbuh 94,2% secara tahunan (yoy) dari Rp10,2 miliar.
Sementara itu, Bank Mega Syariah juga berhasil mencatatkan pertumbuhan DPK 18% yoy menjadi lebih dari Rp11 triliun per Juni 2025, jauh di atas rata-rata industri sebesar 6,96% yoy. Kenaikan DPK tersebut diikuti dengan pertumbuhan CASA sebesar 7,9% yoy menjadi Rp3,27 triliun.
Pertumbuhan itu ditopang aplikasi M-Syariah yang mencatat lonjakan pengguna aktif hingga 65% yoy. Mayoritas nasabah memanfaatkan layanan digital untuk transfer (45%), QRIS (27%), top up e-wallet (18%), dan transaksi lain (10%). Melalui program inovatif seperti "Balapan QRIS", volume transaksi QRIS melonjak 127% yoy, sementara fee based income dari kanal tersebut turut meroket 124% yoy.
Sebagai informasi, pengguna layanan transaksi QRIS tumbuh sangat tinggi pada Juli 2025. Hal ini diungkapkan oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam paparan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan Agustus 2025. Perry mengatakan, volume transaksi QRIS kini telah tumbuh sebesar 162,77% pada Juli 2025.
"Volume transaksi pembayaran digital melalui QRIS tumbuh sangat tinggi yaitu 162,77% yoy," kata Perry saat konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI secara daring, Rabu (20/8/2025).
(mkh/mkh)