BI 4 Kali Pangkas Suku Bunga, Bankir Yakin Ekonomi RI Bisa Ngebut

Romys Binekasri & Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
Jumat, 22/08/2025 06:50 WIB
Foto: Cover Fokus/ Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2025/ Ilham Restu

Jakarta, CNBC Indonesia — Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan 25 basis poin (bps) menjadi 5% pada Rapat Dewan Gubernur terakhir. Dengan demikian sepanjang tahun ini Bank Sentral telah menurunkan BI Rate sebesar 100 bps. 

Para bankir pun optimistis hal tersebut akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada akhirnya juga menjadi mesin pertumbuhan kredit industri perbankan. 

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) Hery Gunardi mengatakan kebijakan BI selaras dengan pemerintah yang hendak mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.


"Penurunan suku bunga juga turut menekan biaya dana perbankan, mendukung efisiensi dan juga ruang ekspansi kredit," ujarnya dalam rapat bersama Komisi VI di gedung DPR RI Jakarta, Kamis (21/8/2025).

Senada, Direktur Operations PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Timothy Utama mengatakan bahwa penurunan suku bunga acuan memberikan daya dorong terhadap perekonomian Tanah Air. 

Jadi memang kalau saya melihat Pak Perry Warjiyo yang sebagai gubernur bank sentral selalu mengambil inisiatif yang sangat bijaksana dalam hal antisipasi bagaimana ekonomi hari ini," pungkasnya saat ditemui selepas acara LPS Financial Festival 2025 Medan, di Regale International Convention Center, Medan, Sumatra Utara, Rabu (20/8/2025).

Keputusan pemangkasan BI Rate ini menuju ke arah yang baik bagi semua perbankan. Meski demikian, ia mengatakan transmisi ke penurunan bunga kredit Bank Mandiri masih menyesuaikan dengan pasar.

"Jadi kalau bunga kredit selalu akan melihat kan tergantung daripada risikonya, jadi dengan hal yang sama, karena pada dasarnya bunga kredit itu ditopang oleh pendanaan. Jadi kalau pendanaan masih mahal ya bunga kredit menyesuaikan, pendanaan turun bunga kredit menyesuaikan dengan catatan risikonya terjaga," jelas Tim.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Mega Syariah (BMS), Yuwono Waluyo menyebut langkah pemangkasan BI Rate ini sudah dinanti-nantikan oleh pasar. Maka demikian, penurunan suku bunga acuan yang terbaru ini akan mendorong perekonomian lebih baik lagi.

"Karena akan mudah lagi, jadi ekonomi masih bisa akan bergerak jadi lebih baik lagi, karena situasi ini saya kira menjadi ditunggu untuk industri perbankan," kata pria yang akrab disapa Yoyo itu pada kesempatan yang sama.

Ia mengatakan penurunan BI Rate berdampak baik ke pembiayaan yang disalurkan BMS, meski secara tidak langsung. Dalam hal ini, itu dapat meningkatkan kontribusi bagi hasil kepada nasabah-nasabah deposito. Selain itu, biaya pendanaan atau cost of fund dapat menyusut.

"Memang nanti impact dari pada pembiayaan, otomatis memang tidak directly, itu langsung turun juga. tapi otomatis dengan cost of fund atau biaya dana itu turun, pasti rate daripada pembiayaan juga otomatis akan turun. Rate pembiayaan turun, otomatis akan menggerakkan perekonomian," kata Yoyo.

Dengan begitu, iya mengatakan aktivitas perekonomian akan lebih bergerak, karena orang akan lebih berani untuk berekspansi usaha dengan mengambil pembiayaan.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Retail Network and Retail Funding PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) Aquarius Rudianto menolak untuk berkomentar secara spesifik mengenai keputusan terbaru BI tersebut. Namun, ia mengatakan pihaknya mengusung strategi menjaga cost of fund melalui pengelolaan ekosistem, tidak semata-mata ditentukan oleh strategi suku bunga.

"Kalau cost of fund itu sebenarnya kan tergantung dari kemampuan bank itu me-manage funding. Jadi kalau menurut saya kunci cost of fund itu bukan karena ya itu impact-nya. Tapi sebenarnya kemampuan dari bank itu mengelola ekosistem. Jadi kalau misalnya ada pembiayaan ke satu grup besar. Nah kita mesti ambil ekosistem ke bawahnya. Nah di situ ada kombinasi," terang Aquarius pada kesempatan yang sama.

Ia menjelaskan, jika bank memberikan pembiayaan kepada satu grup besar, maka ekosistem bisnis di bawahnya juga bisa digarap. Dengan begitu, meski perusahaan induk memperoleh bunga khusus, bank tetap bisa menarik dana murah dari rantai pasok dan jaringan di sekitarnya. Strategi ini menciptakan redistribusi pendapatan yang membuat cost of fund turun.

Ia menekankan bahwa sebagian besar bank selama ini hanya mengandalkan strategi harga. Padahal, menurutnya, efisiensi biaya dana lebih efektif dicapai melalui penyediaan solusi finansial, kemudahan transaksi, serta membangun ekosistem tertutup (closed loop).


(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BI Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 5%