
Begini Proyeksi Bos BRI (BBRI) Soal Ekonomi RI di Semester II

Jakarta, CNBC Indonesia — Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Hery Gunardi memproyeksikan, perekonomian Indonesia saat ini membaik. Hal tersebut didukung oleh sejumlah parameter data ekonomi seperti penurunan inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang naik.
"Kalau kita lihat dari angka-angka parameter yang ada, agak membaik ya, didukung dengan penurunan inflasi. Begitu juga kinerja ekonomi domestik pada posisi bulan Agustus ya, 2025 ini juga tetap solid," ujarnya dalam rapat bersama Komisi VI di gedung DPR RI Jakarta, Kamis (21/8).
Selain itu, faktor pendukung lainnya juga berasal dari global yang mana tren inflasi global juga melambat ke 3,5% secara year on year pada bulan Juli 2025. Hal itu memberikan ruang stabilitas pasar keuangan dunia untuk ketidakpastian geopolitik.
"Ekonomi domestik tetap solid, rebound-nya pertumbuhan ekonomi global diikuti dengan pertumbuhan ekonomi domestik yang cukup bagus ya. Kita melihat bahwa GDP kita di kuartal II 2025 ini mencapai angka 5,12% secara year on year, tentunya lebih tinggi dari sebelumnya," jelasnya.
Kondisi ekonomi yang membaik juga akan berdampak pada iklim investasi yang mama akselerasi investasi pada kuartal II mencapai 7,99% dan juga konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,97% yang juga cukup baik.
"Hal ini menunjukkan fundamental domestik masih kuat untuk menopang pertumbuhan di tengah dinamika global. Kita juga melihat bahwa Bank Indonesia juga kelihatan mendukung pertumbuhan," sebutnya.
Hery menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi domestik ke depan diberikan tetap terjaga, yang didukung oleh kebijakan akomodatif dari regulator dan pemerintah.
Hal tersebut berdampak baik pada proyeksi perbankan. Hery melihat likuiditas perbankan semakin membaik seiring dengan kenaikan pertumbuhan DPK dan juga turunnya suku bunga.
"Kita melihat bahwa pertumbuhan DPK menguat sebesar 7% year on year pada bulan Juli 2025, sementara LDR perbankan menurun ke angka 86,5% menandakan ruang intermediasi terjaga dengan baik," imbuhnya.
Selain itu, rasio alat likuiditas terhadap DPK juga meningkat sebesar 27,1% yang memperlihatkan kesiapan bank dalam memenuhi kewajiban likuiditas. Apalagi Bank Indonesia (BI) baru saja menurunkan BI rate dan sepanjang tahun 2025 BI sudah menurunkan 100 basis point ya.
Sekarang BI rate mencapai angka 5%, diikuti juga dengan suku bunga antarbank yang juga turun ke angka 4,68% pada posisi 20 Agustus 2025 kemarin.
"Penurunan suku bunga juga terus menekan biaya dana perbankan, mendukung efisiensi dan juga ruang ekspansi kredit. Selain penurunan BI rate, BI juga melakukan penurunan pendebitan SRBI. Ini yang dulu sering kita diskusikan bahwa menjadi persaing untuk time deposit," pungkasnya.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Breaking News! BI Rate Tetap 5,50%
