
Bos Sebut Bakatnya Terbuang Sia-sia, Pria Ini Bikin Perusahaan Rp472 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Punya bos baik di kantor adalah impian semua karyawan. Namun, bos Nic Molnar, pengusaha berlian dari Australia, adalah super baik. Ia adalah orang yang mendukung penuh Molnar untuk berbisnis ketimbang bekerja di kantornya.
Nick Molnar sudah diajari berbisnis sedari kecil oleh kedua orang tuanya yang menjalankan bisnis ritel.
"Orang tua saya, pengusaha ritel, selalu mengajari saya seluk-beluk cara berdagang dan menjalankan bisnis ritel. Jadi, saya benar-benar merasa ritel sudah mendarah daging dalam diri saya," katanya kepada CNBC Make It seperti dikutip pada Rabu (20/8/2025).
Ia bercerita bahwa mulai menjual perhiasan dari perusahaan keluarganya di eBay dan akhirnya di situs web terpisah untuk bisnis tersebut saat remaja. Namun setelah kuliah, Molnar tidak yakin dengan kewirausahaan sebagai jalur karirnya.
"Alam semesta memberi tahu saya bahwa saya harus mendapatkan pekerjaan di bidang keuangan mengingat gelar sarjana perdagangan dan bisnis saya, jadi saya sungguh-sungguh berusaha mewujudkannya," katanya.
Namun, bisnis perhiasannya menjadi semacam 'hambatan' dalam upayanya mengejar karirnya tersebut. Molnar mengatakan ia akan melamar pekerjaan di perbankan investasi dan perusahaan-perusahaan akan melihat bisnis perhiasannya tercantum di CV-nya dan bertanya mengapa ia mau repot-repot melakukan hal lain.
"Mereka akan bilang, 'Ya, tapi kenapa kamu datang untuk cari kerja? Bisnismu kan bagus,'" ujarnya. "Rasanya seperti paradigma aneh, dunia menyuruh saya cari kerja. Padahal kenyataannya, saya seharusnya jadi pengusaha, tapi malah dapat kerja."
Molnar sendiri memiliki alasan kenapa memilih bekerja di sebuah perusahaan, karena ia menginginkan stabilitas, penghasilan tetap, dan "keamanan karena tahu bahwa ia akan mampu mengurus keluarga" yang dapat diberikan oleh pekerjaan penuh waktu. Selain itu, Molnar juga sempat meminta nasihat saat ingin memulai bisnis buy now pay later dan nasihat itu mengatakan bahwa tingkat keberhasilan bisnis baru sangat rendah.
Lanjut, setelah ia mulai bekerja di perusahaan modal ventura Australia, MH Carnegie & Co. pada tahun 2011, bosnya menjadi pendukung vokal bagi kegiatan kewirausahaan Molnar.
Mark Carnegie, pendiri firma tersebut, akan datang "setiap pagi" dan bertanya kepada Molnar berapa banyak perhiasan yang telah terjual hari itu, ujarnya. Situs web tersebut menghasilkan sekitar 2 juta dolar Australia (Rp 21 miliar) dalam pendapatan tahunan saat itu, kata Molnar.
Sebagai latihan berpikir, Carnegie bertanya kepada Molnar apa yang akan dia lakukan jika dia memberinya satu juta dolar untuk mengembangkan bisnis perhiasannya, kata Molnar.
"Dia benar-benar mendorong saya untuk menjadi wirausahawan. Pada dasarnya, dia bilang: Begini, saya rasa kamu sudah muak berada di perusahaan saya sekarang. Saya akan mempertahankan pekerjaanmu selama setahun agar kamu punya keyakinan untuk menjadi wirausahawan, tapi kamu tidak akan pernah kembali'" ucapnya.
Maka Molnar meninggalkan perusahaan tersebut pada tahun 2012. Carnegie benar, Molnar tidak kembali bekerja di modal ventura. Sebaliknya, ia terus menjalankan bisnis perhiasan daringnya dan mulai menggarap usaha baru bersama tetangganya, Anthony Eisen. Bersama-sama, mereka meluncurkan Afterpay, sebuah perusahaan BNPL pada tahun 2014.
Hanya tujuh tahun kemudian, pada Agustus 2021, perusahaan mereka diakuisisi oleh perusahaan layanan fintech milik Jack Dorsey, Square, yang kemudian berganti nama menjadi Block. Perusahaan tersebut membeli Afterpay senilai US$29 miliar atau setara Rp472,24 triliun (kurs=Rp16.285 per dolar AS).
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pria Ini Punya Penghasilan Pasif Rp2,4 M Sebulan, Ini Sumbernya
