Rupiah Tertekan, Nilai Tukar Dolar AS Naik ke Rp16.235

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
19 August 2025 15:08
Ilustrasi Dollar Rupiah
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah pada perdagangan pertama pekan ini ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Melansir dari Refinitiv, nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa (19/8/2025) ditutup melemah 0,50% di posisi Rp16.235/US$. Ini merupakan lanjutan pelemahan bagi mata uang garuda, setelah pada perdagangan Jumat (15/8/2025) rupiah mengalami depresiasi sebesar 0,30%.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 15.00 WIB tercatat berada di level 98,03 atau tengah mengalami koreksi sebesar 0,14%.

Pelemahan rupiah hari ini terjadi seiring dengan pelaku pasar yang wait and see, menjelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Rabu (20/8/2025). BI diperkirakan akan menahan suku bunga acuan, setelah sebelumnya memangkasnya pada pertemuan Juli.

Dalam RDG 15-16 Juli 2025, BI menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5,25%, dengan suku bunga Deposit Facility turun ke 4,5% dan Lending Facility ke 6,0%. Itu menjadi pemangkasan ketiga sepanjang 2025.

Selain faktor domestik, pergerakan rupiah juga dipengaruhi oleh pergerakan indeks dolar AS. Meski hari ini DXY melemah, pada perdagangan Senin (18/8/2025) indeks sempat menguat 0,32%, ketika pasar keuangan Indonesia tutup karena libur cuti bersama HUT RI ke-80. Pelemahan rupiah hari ini pun dinilai sebagai akumulasi dari penguatan dolar sehari sebelumnya.

Penguatan dolar AS terjadi setelah Presiden AS Donald Trump bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada Senin malam (atau Selasa dini hari waktu Indonesia). Dalam pertemuan itu, AS menegaskan komitmen menjaga keamanan Ukraina dan berfokus pada upaya penyelesaian perang dengan Rusia.

"Saat ini, pasar masih berhati-hati," ujar Tina Teng, analis pasar independen di Auckland, dikutip dari Reuters.

"Dolar AS sedang menguat terhadap mata uang lainnya dan sentimen risk-on masih memimpin pergerakan pasar saat ini," tambahnya.

Selain menunggu RDG BI, pelaku pasar global juga menantikan simposium tahunan Federal Reserve di Jackson Hole pekan ini. Acara tersebut kerap menjadi panggung penting untuk memberikan sinyal arah kebijakan moneter AS.

Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan menyampaikan pandangannya mengenai prospek ekonomi dan kerangka kebijakan bank sentral, yang berpotensi memengaruhi pergerakan pasar keuangan global, termasuk rupiah.


(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Rupiah Ambruk ke Rp16.635 per USD, Dekati Level Saat 1998

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular