
Kisah Dinasti Country Garden: Dari Wanita Terkaya Asia ke Jurang Utang

Jakarta, CNBC Indonesia — Krisis utang yang menghantam raksasa properti Country Garden tak hanya menggerus pasar keuangan China, tapi juga mengubah nasib sebuah dinasti bisnis keluarga.
Yang Huiyan, tercatat menjadi taipan paling boncos sejak pandemi. Dirinya kehilangan lebih banyak kekayaannya daripada konglomerat mana pun sejak Juni 2021 karena pengembang properti top China miliknya, Country Garden, bergulat dengan krisis utang.
Kekayaan bersih Yang anjlok sebesar 84%, atau US$ 28,6 miliar (Rp 429 triliun), sejak puncaknya pada Juni 2021, mengutip laporan Business Insider. Kekayaan bersih Wanita berusia 41 tahun itu sekarang menjadi US$ 4,7 miliar, menurut data Forbes Real Time Billiionaire.
Turunnya harta Yang terjadi karena Country Garden melewatkan pembayaran bunga atas dua obligasi berdenominasi dolar AS yang membuat investor ramai-ramai melepas saham Country Garden.
Saham perusahaan yang terdaftar di Hong Kong telah anjlok 20,4% kala itu. Mayoritas kekayaan Yang terikat dalam kepemilikan 52,6% saham di Country Garden.
Sebelum mengambil alih sebagai pemegang saham mayoritas perusahaan dari ayahnya pada tahun 2007, Yang lulus dari Ohio State University pada 2003 dengan gelar sarjana pemasaran dan logistik.
Terbaru, mengutip The Wall Street Journal, pada Selasa malam, mereka melaporkan kerugian bersih sebesar 12,84 miliar yuan, setara dengan sekitar Rp28,52 triliun, dalam enam bulan pertama tahun 2024. Itu membaik dari kerugian sebesar 48,93 miliar yuan pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pendapatan turun 55% menjadi 102,10 miliar yuan selama periode tersebut. Merosot dari tahun 2023 sebesar 401,02 miliar yuan.
Adapun saat ini Country Garden mendapatkan napas tambahan. Pengembang properti China tersebut mengonfirmasi bahwa Pengadilan Tinggi Hong Kong menunda sidang terkait petisi likuidasi terhadap perusahaan tersebut hingga 5 Januari 2026.
Mengutip Reuters, Minggu (17/8/2025), sidang tersebut awalnya dijadwalkan pada 11 Agustus 2025.
Sebagaimana diketahui, Country Garden pernah menjadi pengembang properti dengan penjualan terbesar di China. Akan tetapi akhirnya gagal membayar utang luar negerinya pada akhir 2023 dan kini tengah berusaha mendapatkan dukungan kreditur atas proposal restrukturisasi yang bertujuan memangkas US$ 14,1 miliar utang tersebut hingga 78%.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BI Jamin Dolar Tembus Rp 16.800, Gak Bakal Bikin Krisis Utang!
