Danantara Klarifikasi Soal Pendanaan Kopdes Merah Putih Oleh Himbara

Verda Nano Setiawan , CNBC Indonesia
Jumat, 15/08/2025 18:35 WIB
Foto: COO Danantara, Dony Oskaria dalam Special Talkshow Nota keuangan & RAPBN 2026 di Jakarta, Jumat (15/8/2025). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) buka suara soal isu pendanaan Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih). Menurutnya, itu sudah sesuai amanat yang disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto.

"Koperasi merah putih ini memang diamanatkan oleh Pak Presiden untuk memutus rantai kemiskinan di desa. Itu objektifnya. Kemudian bagaimana caranya, tadi sudah disampaikan juga oleh Pak Anggito, bahwa diantaranya kita membuat di desa ini menjadi sumber daripada ekonomi, Pak," jelas Dony Oskaria, COO Danantara, Jumat (15/8/2025).

Sehingga, di dalam koperasi ini ada beberapa alat-alat perekonomian yang akan terjadi. Mereka kan menjadikan mereka sebagai agent untuk LPG, kemudian juga penjualan pupuk, kemudian juga retail, drilling, dan lain sebagainya. Sehingga diharapkan menjadi koperasi yang produktif.


"Lalu kami diminta, sebetulnya melihat, untuk melakukan pembiayaan, Pak. Pembiayaan ini kami bagi ada sedua, Pak. Ada Capex dan Opex. Karena bagaimanapun kita menghitung repayment capacity daripada industri bisnis yang akan dijalankan oleh kooperasi desa. Karena itu kita membatasi bahwa Capex-nya itu seminimal mungkin. Karena kalau Capex-nya besar, sebagian besar kemungkinan justru cicilannya akan didapatkan dari dana desa, walaupun ada backup dana desa," ungkapnya.

Karena itu Danantara melakukan assessment, bahwa 20% Capex, 80%-nya adalah Opex. Sehingga dengan demikian pihaknya mengharapkan koperasi itu mampu mencicil sendiri daripada pinjaman yang diberikan. Jumlah pinjaman yang diberikan juga tergantung daripada size bisnisnya.

"Karena itu pendekatannya tidak pukul rata, tetapi kita melakukan bisnis assessment terhadap kooperasi merah putihnya. Nah, bunganya tadi sampai oleh Pak Gito, bunganya 6%, sehingga ini lebih memberikan kemudahan kepada kooperasi untuk berbisnis. Kemudian juga LPG-nya dari kita, dari danantara, nanti dari Pertamina akan memberikan, menjadikan mereka sebagai agent, sehingga ada pendapatan di situ," lanjut Dony.

Kemudian juga apotik desanya juga dari Kimia Farma, sehingga akan membantu mereka juga di situ. "Nah, kemudian bagaimana risiko kreditnya? Tadi disampaikan bahwa risiko kreditnya ini apabila kemudian terjadi gagal bayar, secara otomatis kita, dana desa, akan mengintervensi untuk pembayaran kepada kami, intercept, men-intercept kepada apa namanya, Bank Himbara. Dengan demikian ATMR-nya nol, jadi kita tidak menanggung, tidak ada risiko sebetulnya buat bank, dan ini karena itulah kita mendukung program ini dalam bentuk pembiayaan yang akan dilakukan oleh Bank Himbara," tegas Dony.


(ayh/ayh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Efek Danantara! 7 Saham Ini Tiba-Tiba Melonjak Tajam