
Pendiri Lepas Saham Rp13 Juta, Kini Nilainya Tembus Rp5.558 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Di balik nama besar seperti Steve Jobs, Apple sempat memiliki pendiri lain yang memiliki sejumlah saham awal. Namun, karirnya tak bertahan lama di produsen iPhone tersebut.
Ronald Wayne, sosok yang jarang disebut sebagai salah satu pendiri Apple, awalnya memegang 10% saham di perusahaan teknologi yang kini bernilai US$3,41 triliun. Namun, hanya 12 hari setelah Apple berdiri, ia memutuskan menjual sahamnya seharga US$ 800 (Rp 13,04 juta) dan kala itu mengaku tak menyesal, meski kini nilai kepemilikan 10% saham Apple setara US$ 341 miliar (Rp 5.558 triliun).
Dalam catatan sejarah yang dilansir Fortune, Apple dikenal didirikan pada 1976 oleh Steve Jobs dan Steve Wozniak, dua jenius yang drop out dari perguruan tinggi. Namun, di awal berdirinya, Wayne berperan penting membantu keduanya meresmikan pendirian Apple.
Saat itu, Wayne yang berusia 40-an tahun bekerja di perusahaan elektronik Atari. Sebagai teman dekat Jobs, ia membantu meyakinkan Wozniak untuk meluncurkan Apple secara resmi, bahkan dirinya mengetik kontrak pendirian perusahaan tersebut.
Wayne memperoleh 10% saham, sementara Jobs dan Wozniak masing-masing memegang 45%. Namun, kurang dari dua pekan kemudian, Wayne mundur dari kontrak tersebut dan memilih menjual kepemilikan sahamnya, langkah yang kini dianggap sebagai salah satu keputusan finansial paling merugikan dalam sejarah.
Selain menjual sahamnya seharga US$800, Wayne kemudian menerima US$1.500 (Rp 24,45 juta) untuk melepaskan seluruh klaim atas Apple. Padahal, dengan kapitalisasi pasar Apple saat ini, 10% saham tersebut akan bernilai puluhan miliar dolar setelah terjadi dilusi.
Seiring masuknya investor baru dan Apple melantai di bursa, porsi kepemilikan Jobs dan Wozniak pun ikut terdilusi. Hal yang sama kemungkinan besar akan dialami Wayne jika ia bertahan.
Wayne memutuskan keluar dari Apple demi keamanan finansialnya saat itu. Di awal perjalanan Apple, Jobs meminjam US$ 15.000 untuk memenuhi pesanan "50 atau 100 komputer" dari Byte Shop, yang dikenal kerap menunggak pembayaran.
"Kalau kita tidak dibayar, bagaimana mengembalikan US$15.000 itu?" ujar Wayne dalam wawancara bersama Business Insider pada 2017. "Jobs dan Woz bahkan tak punya uang receh, sementara saya punya rumah, mobil, dan rekening bank, yang artinya saya yang akan menanggung risikonya jika gagal."
Namun, alasan Wayne tak hanya soal uang. Ia khawatir bertahan di Apple akan mengakhiri kariernya karena perbedaan usia dan visi dengan dua pendiri lainnya yang jauh lebih muda.
"Kalau saya tetap di Apple, mungkin saya akan menjadi orang terkaya di pemakaman," ujarnya kepada CNN. Ia merasa akan terjebak di bagian dokumentasi selama 20 tahun tanpa kesempatan mengerjakan proyeknya sendiri.
Meski awalnya mengaku tak menyesal, Wayne belakangan mengakui akan lebih tenang jika tak perlu memikirkan uang. Untuk bertahan hidup, ia mengandalkan uang sewa properti dan tunjangan jaminan sosial bulanan.
"Saya tidak pernah kaya, tapi saya juga tidak pernah kelaparan," tutupnya.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Naik 700%, BEI Gembok Lagi Perdagangan Saham CDIA
