Ada Sinyal The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga, Bursa Asia Kompak Menguat
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik dibuka naik mengikuti bursa Amerika Serikat, Wall Street. Pasar saham Wall Street naik setelah data inflasi AS terbaru mendorong kemungkinan bahwa Bank Sentral, Federal Reserve dapat memangkas suku bunga bulan depan.
Pasar Asia-Pasifik kompak naik hari ini, dengan Indeks Nikkei 225 Jepang naik 1% setelah mencapai rekor tertinggi pada hari Selasa kemarin.
Sementara indeks Topix yang lebih luas naik 0,72%, pada pukul 8:02 pagi waktu Singapura.
Kemudian, di Korea Selatan, indeks Kospi juga naik 1,07%, sementara indeks Kosdaq yang berkapitalisasi kecil juga naik 0,88%.
Sementara itu di Australia, indeks S&P/ASX 200 naik 0,29%. Akan tetapi, indeks S&P/ASX 200 Australia ditetapkan untuk memulai hari ini lebih rendah dengan kontrak berjangka yang terikat pada patokan di 8.852, dibandingkan dengan penutupan terakhir indeks di 8.880,8.
Kontrak berjangka untuk indeks Hang Seng Hong Kong berada di 25.144, menunjukkan pembukaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan penutupan terakhir HSI di 24.969,68.
Seperti diketahui, rilis data inflasi terbaru pada Selasa memberi ketenangan bagi investor, yang sebelumnya khawatir bahwa kebijakan tarif luas Presiden Donald Trump dapat memicu lonjakan harga di perekonomian AS.
Indeks harga konsumen (CPI) naik 2,7% secara tahunan (YoY) pada Juli, sementara perkiraan Dow Jones memproyeksikan kenaikan 2,8%.
Inflasi inti yang tidak memasukkan harga pangan dan energi yang bergejolak - meningkat 3,1% secara tahunan, sedikit lebih tinggi dari perkiraan 3%.
Ekspektasi terhadap penurunan suku bunga melonjak setelah laporan tersebut.
Berdasarkan data perdagangan dari CME's FedWatch Tool, pelaku pasar kini memperkirakan peluang 94% bahwa penurunan suku bunga akan terjadi bulan depan, naik dari 85% sebelum data dirilis.
Para trader juga meningkatkan taruhan terhadap pemangkasan suku bunga pada Oktober dan Desember.
(mkh/mkh)