Ramai Dilirik Asing, Saham Telkom Indonesia (TLKM) Melesat 7%

fsd, CNBC Indonesia
12 August 2025 15:13
Sistem komunikasi kabel laut JaSuKa (Jawa-Sumatera-Kalimantan) milik PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) telah pulih dan kembali beroperasi normal seperti sedia kala sejak senin pagi (4/10) pukul 05.30 WIB.
Foto: Gedung Telkom (Foto: ist)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten telekomunikasi pelat merah, Telkom Indonesia (TLKM), melesat 7,02% ke Rp 3.200 per saham pada perdagangan intraday sesi kedua, Selasa (12/8/2025).

Total transaksi saham TLKM hari ini mencapai Rp 533 miliar yang melibatkan 171 juta saham. Kenaikan signifikan ini menjadikan saham TLKM sebagai salah satu penggerak utama IHSG hari ini.

Penguatan saham TLKM seiring dengan kembali masuknya arus dana asing ke pasar saham RI. Saham TLKM sendiri tercatat menjadi salah satu saham pilihan utama investor asing, dengan catatan aksi beli bersih (net buy) asing pada perdagangan Senin (11/8/2025) kemarin mencapai Rp 37,5 miliar.

Optimisme Kinerja Semester II-2025

Sementara itu, meskipun kinerja Telkom sepanjang Semester I-2025 masih suboptimal. Namun, perusahaan tetap yakin bisa memperbaikinya selama enam bulan terakhir tahun ini.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom, Arthur Angelo Syailendra menjelaskan ada beberapa faktor keuangan Telkom mengalami penurunan. Salah satunya pelambatan karena adanya pemerintah baru.

"Karena mungkin kalau kita lihat dari sudut makro ekonominya, kita bisa lihat disini bahwa memang di 6 bulan pertama ini, things are a little bit slow with the election, with the new government," jelasnya di kantornya, Senin (11/8/2025).

Telkom menargetkan pendapatan perusahaan pada akhir 2025 akan setara dengan pendapatan 2024. Artinya, Telkom percaya diri bakal membukukan pertumbuhan pendapatan yang tinggi pada semester II-2025 sebagai kompensasi dari kinerja semester I-2025.

"Dari segi guidance, kita being conservative Pak, revenue 2025 ketimbang 2024, compare to early guidance kita bilang flat, EBITDA margin circa 50 persen, and capex to revenue ratio as we catch up on now we know what we want to invest, the first half 13 persen, we end up we project to land anywhere between 17-19 persen by year-end," jelas Angelo.

Sepanjang enam bulan pertama tahun 2025 Telkom membukukan laba sebesar Rp 10,97 triliun. Perolehan tersebut turun 6,68% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Untuk pendapatan tercatat sebesar Rp 73 triliun yang juga mengalami penurunan 3,04% dari tahun sebelumnya. Begitu juga Ebitda sebesar Rp 36,1 triliun, turun sebanyak 4,7%. Sementara Ebitda margin sebanyak 49,5%.

Dari segi non-konsumen, dia mengatakan sudah mulai menunjukkan kinerja positif. Misalnya wholesale dan bisnis internasional sepanjang tahun naik 5% dan tower juga naik 2,2%.

Angelo mengatakan dari sisi enterprise memang mengalami sedikit penurunan. Namun ini juga karena klien mereka kebanyakan dari kalangan pemerintahan.

Dia menjelaskan bahwa Telkom sudah mulai merasakan perbaikan kinerja pada Mei-Juni 2025. Ia optimistis momentum tersebut berlanjut hingga ke bulan-bulan selanjutnya.

"Enterprise kita a little bit decline, and this is predominantly because government spending, karena banyakkan dari client IT service kita abis itu banyak government institution. Dan di first half as kita tau ini kan budgetnya baru di-release di last few months," jelas Angelo.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Telkom (TLKM) Berpotensi Diburu Asing, Ini Penyebabnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular