Kocok Ulang Indeks MSCI, Ini Daftar Saham yang Naik dan Turun Kelas

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
Jumat, 08/08/2025 09:55 WIB
Foto: MSCI

Jakarta, CNBC Indonesia - Morgan Stanley Capital International (MSCI) telah mengumumkan hasil tinjauan berkala (index review) untuk edisi Agustus 2025. Pada MSCI Global Standard Indexes List, ada 2 emiten masuk dan 1 emiten keluar. Sementara pada MSCI Small Cap Indexes ada 6 emiten masuk dan 2 emiten keluar.

Pengumuman tersebut pada tanggal 7 Agustus 2025. Semua perubahan akan dilakukan pada penutupan 26 Agustus 2025 dan berlaku efektif 27 Agustus 2025.


Hasil tinjauan pada MSCI Global Standard Index, masuk saham Prajogo Pangestu yaitu PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) dan grup Sinarmas, yaitu PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA).

Sementara saham yang dikeluarkan dari indeks global ini yaitu PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO). Karena itu, saham ADRO turun tahta masuk ke MSCI Small Cap Indexes, bersama lima emiten lainnya.

Pada jajaran MSCI Small Cap Indexes, selain ADRO, Ada PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), PT MNC Land Tbk (KPIG)
PT Petrosea (PTRO), Raharja Energi Cepu (RATU), dan PT Triputra Agro Persada (TAPG)

Sementara yang keluar dari small caps ada PT Merdeka Battery Materials (MBMA) dan PT Panin Financial Tbk (PNLF).

Sebagai catatan, indeks MSCI ini menjadi perhatian investor asing untuk investasi di negara-negara tertentu, baik itu negara maju dan berkembang, termasuk Indonesia.

Setiap kali jadwal rebalancing MSCI mendekat, fund manager asing, investor ritel pun ikut menyoroti pengumuman tersebut.

Pasalnya, Indeks MSCI seperti MSCI Emerging Markets, MSCI Asia ex-Japan, atau MSCI Indonesia, dijadikan patokan oleh investor global dalam mengalokasikan dana ke negara-negara berkembang.

Arus dana besar bisa masuk ke saham yang baru ditambahkan, sementara saham yang dikeluarkan cenderung dibuang oleh investor institusi. Tak jarang, saham yang diumumkan akan masuk ke dalam indeks MSCI langsung melonjak karena permintaan mendadak.

Sebaliknya, saham yang didepak dari daftar MSCI bisa turun tajam karena tekanan jual. Fenomena ini dikenal sebagai MSCI effect, dan sering dimanfaatkan investor sebagai peluang jangka pendek.

Tak hanya dana pasif, bahkan manajer investasi aktif sekalipun turut menjadikan MSCI sebagai referensi. Rebalancing menjadi momen krusial untuk mengevaluasi strategi alokasi aset, terutama bagi dana kelolaan besar.


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bikin Logistik Lebih Murah, Pengusaha Minta Insentif Pembiayaan