Dulu LPS Belajar dari Amerika, Kini Amerika Belajar dari LPS

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
Kamis, 07/08/2025 11:53 WIB
Foto: Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan paparan dalam acara LPS Financial Festival 2025 di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (7/8/2025).
 (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)

Jakarta, CNBC Indonesia — Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) genap berusia 20 tahun pada 2025, tepat bersamaan dengan perayaan Hari Kemerdekaan RI. Namun siapa sangka, lembaga yang dulunya terinspirasi dari sistem Amerika Serikat, kini justru menjadi panutan bagi negara adidaya tersebut.

Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan bahwa LPS pada awalnya dibentuk dengan meniru model Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) di Amerika Serikat, menyusul krisis besar yang menimpa Indonesia pada 1997-1998.

"Jadi kenapa LPS didirikan, karena krisis 97-98. Kita tahu krisis besar karena semua berbondong-bondong ke bank tarik uang, banknya jatuh. Tidak terkecuali. Dari pengalaman di Amerika, kalau ada lembaga seperti FDIC, maka bank runs akan semakin sedikit," kata Purbaya dalam LPS Financial Festival di Surabaya, Kamis (7/8/2025).


Adapun LPS resmi berdiri pada 2005 sebagai bagian dari upaya memperkuat sistem keuangan nasional dan perlindungan nasabah. Menurut Purbaya, cerita LPS tidak berhenti hanya sebagai lembaga 'peniru'. Kini, justru Amerika yang mulai melirik pendekatan LPS, terutama dalam hal edukasi dan komunikasi publik.

"Jangan dikira kita hanya belajar dari Amerika. Di bawah pimpinan saya, LPS makin gagah. Amerika belajar dari kita bagaimana cara kita promosikan (penjaminan simpanan) ke masyarakat," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa FDIC bahkan pernah meminta penjelasan langsung kepada dirinya dalam sebuah konferensi internasional terkait strategi promosi LPS di Indonesia.

"Saya kasih tahu. Tapi saya yakin mereka nggak bisa tiru yang ini, karena di sana nggak ada CT Corp," selorohnya, merujuk pada kolaborasi LPS dengan salah satu grup media terbesar di Tanah Air dalam mengedukasi publik secara masif.

Di bawah kepemimpinan Purbaya, LPS memang gencar melakukan pendekatan yang lebih kreatif dan masif dalam menyosialisasikan program penjaminan simpanan. Mulai dari kampanye multi-platform, kolaborasi dengan media besar, hingga pendekatan yang lebih membumi kepada masyarakat umum.

Dengan usia dua dekade, LPS kini bukan hanya penjaga stabilitas perbankan domestik, tapi juga menjadi contoh inovatif dalam memperkuat kepercayaan publik terhadap sistem keuangan-bahkan bagi negara sekelas Amerika Serikat.


(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Emas Rontok, Risiko Global Dinilai Mereda