Harga Minyak Dunia Naik Tipis, Pasar Masih Waspada Sanksi AS Russia

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
07 August 2025 12:05
10 Produsen Minyak Terbesar di Dunia: Persaingan AS, Rusia & Iran
Foto: Infografis/ 10 Produsen Minyak Terbesar di Dunia: Persaingan AS, Rusia & Iran/ Ilham Restu

Jakarta, CNBC Indonesia- Harga minyak mentah dunia tercatat menguat tipis pada perdagangan Kamis pagi (7/8/2025), meskipun pasar masih dibayangi ketidakpastian soal sanksi baru Amerika Serikat terhadap Rusia.

Mengacu data Refinitiv per Kamis pukul 10.10 WIB, harga minyak Brent kontrak Oktober berada di US$67,49 per barel, naik dari posisi US$66,89 per barel sehari sebelumnya. Sementara minyak mentah WTI juga menguat menjadi US$64,99 per barel, dari US$64,35 pada perdagangan sebelumnya.

Penguatan ini sedikit mematahkan tren penurunan lima hari beruntun yang sempat menyeret Brent ke level terendah sejak 1 Juli dan WTI ke titik terendah sejak 24 Juni.

Meski begitu, pelaku pasar tetap berhati-hati. Pernyataan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, yang belum memberi kepastian waktu pengumuman sanksi terhadap Rusia, membuat investor memilih bersikap wait and see. "Kami akan memberikan keterangan lebih lanjut nanti hari ini," ujar Rubio.

Sanksi ini merupakan bagian dari tekanan Presiden Donald Trump terhadap Moskow agar segera menyepakati perdamaian di Ukraina. Trump menetapkan batas waktu hingga Jumat pekan ini sebelum sanksi tambahan diberlakukan.

Rusia, sebagai produsen minyak terbesar kedua dunia setelah AS, telah mengadakan pertemuan dengan utusan AS Steve Witkoff. Kremlin menyebut pembicaraan itu "konstruktif", meski hasil konkretnya belum terlihat.

Sebelumnya, harga minyak sempat terdongkrak sentimen pengurangan stok minyak mentah AS. Data Badan Informasi Energi AS (EIA) mencatat penarikan sebesar 3 juta barel untuk pekan yang berakhir 1 Agustus, jauh lebih besar dari proyeksi 600 ribu barel oleh analis dalam survei Reuters.

Namun, faktor geopolitik kembali membayangi. Trump baru-baru ini menandatangani perintah eksekutif yang mengenakan tarif tambahan 25% terhadap barang-barang impor dari India, menyusul tuduhan pembelian minyak Rusia secara tidak langsung. India bersama China adalah dua pasar terbesar minyak Rusia.

Analis Rystad Energy, Janiv Shah, mencatat pasar masih menunggu dampak nyata dari tarif tersebut. "Harga sempat naik karena potensi tarif baru terhadap India, tapi pasar menunggu implementasi resminya serta bagian mana dari pasar yang akan terdampak," ujarnya.

Sentimen lainnya datang dari kemungkinan peningkatan pasokan OPEC+, termasuk Rusia, yang berpotensi meredam gangguan pasokan akibat sanksi. Di sisi lain, kunjungan PM India Narendra Modi ke China minggu ini juga menambah lapisan ketegangan geopolitik, dengan potensi meredakan konflik bilateral tapi memperkeruh hubungan dengan AS.

Dengan ketidakpastian masih mendominasi, pelaku pasar cenderung memilih menahan diri hingga arah kebijakan AS terhadap Rusia benar-benar jelas.

CNBC Indonesia


(emb/emb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Dunia Kian Panas, Brent Tembus US$ 67

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular