
Video: Racikan Investasi MI Saat The Fed "Ngerem" Pangkas Bunga Acuan
Jakarta, CNBC Indonesia- Bank Sentral AS, The Fed masih menahan suku bunga acuan Fed Funds Rates (FFR) dalam FOMC Meetings Juli 2025 di level 4,25%-4,50%.
Langkah The Fed yang menahan suku bunga disebut Investment Director Sucor Asset Management, Dimas Yusuf sebagai antisipasi bank sentral AS terhadap potensi lonjakan inflasi imbas penerapan tarif impor pemerintahan Presiden Trump.
Menilik kebijakan tarif impor Trump, perlu dikaji mendalam dampaknya terhadap inflasi dan ekonomi AS. Selain itu juga data tenaga kerja AS menjadi pertimbangan The Fed sebelum memangkas suku bunga.
Sucor AM melihat ada potensi The Fed untuk menurunkan bunga acuan sebanyak 2 kali hingga akhir tahun 2025 yang mungkin dilaksanakan setelah bulan Agustus setelah pelaksanaan The Jackson Hole Sympoium. Sementara Bagi Bank Indonesia, masih ada potensi untuk menurunkan BI Rate seiring dengan posisi inflasi yang terkendali dan posisi Rupiah yang masih bergerak sesuai proyeksi pasar serta potensi berlanjutnya pertumbuhan ekonomi RI.
Menyikapi kondisi ini, pengelolaan dana Manajer Investasi mempertimbangkan sejumlah faktor, termasuk volatilitas makro ekonomi masih cukup besar hingga pendalaman analisa terhadap pasar AS mengantisipasi dampak tarif impor dan posisi nilai tukar Rupiah. Saat ini alokasi sektor masih defensif baik saham maupun obligasi.
Seperti apa MI melihat arah kebijakan suku bunga The Fed dan bagaimana dampaknya ke Bank Indonesia dan pasar keuangan RI? Selengkapnya simak Shinta Zahara dengan Investment Director Sucor Asset Management, Dimas Yusuf dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Senin, 04/08/2025)
-
1.
-
2.
-
3.