Industri Ini Terbukti Tahan Resesi, Produksinya Bisa Tembus Rp105 T

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
04 August 2025 07:55
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut Presiden Prabowo dan PM Malaysia Anwar Ibrahim sepakat untuk mempermudah perdagangan lintas batas.
Foto: CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai proyeksi perbaikan ekonomi global yang diperkirakan tumbuh 3% pada tahun ini menjadi sinyal positif bagi sektor industri dalam rantai pasok global.

Seperti diketahui dari proyeksi IMF terbaru, ekonomi global diperkirakan tumbuh 3%. Ini dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas ekonomi secara front loading serta penurunan tarif impor efektif oleh Amerika Serikat.

Airlangga pun mengungkapkan salah satu industri di Tanah Air yang akan menunjukkan performa mengesankan yakni produk kemasan.

Airlangga memaparkan nilai produksi Industri kemasan nasional menunjukkan kenaikan dari Rp87,6 triliun pada 2022, menjadi Rp93,2 triliun di tahun 2023.

Angka ini diprediksi akan terus tumbuh hingga Rp105 triliun pada akhir 2025, yang didorong oleh meningkatnya konsumsi masyarakat, kemajuan teknologi pengemasan, serta pertumbuhan pesat sektor farmasi dan e-commerce.

"Ini artinya the growing industry of makanan minuman ini globally extraordinary. Walaupun dunia menghadapi berbagai macam ancaman, tantangan, pertumbuhan ekonomi rata-rata 5%, tetapi selama masih ada pertumbuhan kelahiran, selama masih ada human resource atau semakin banyak SDM yang membutuhkan makan dan minum, maka disitu butuh packaging," papar Airlangga saat meresmikan pabrik kemasan aseptik pertama di Indonesia milik PT Lami Packaging Indonesia, dikutip Senin (4/8/2025).

"Karena packaging ini membawa dari sumber kepada rumah masing-masing. Jadi ini industri yang menurut saya recession-proof," tambahnya.

Lebih lanjut, Airlangga menyampaikan bahwa terkait kinerja ekspor, pada tahun 2024 terdapat peningkatan dimana nilai ekspor mencapai US$ 30 juta. Sementara itu dari sisi impor, industri kemasan aseptik masih melakukan impor dengan nilai US$ 193 juta.

Hal tersebut menandakan bahwa pasar industri kemasan memiliki jangkauan yang luas dan masih terdapat ruang untuk terus mengoptimalkan produksi sektor tersebut sehingga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor.

Ke depan, Airlangga menegaskan pemerintah terus mendorong penguatan sektor industri sebagai salah satu motor utama pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 19,6%, sektor industri menjadi sektor penunjang utama dalam struktur ekonomi nasional.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Dunia Gonjang-Ganjing Akibat Perang Tarif Trump

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular