Buffett Akui Gagal, Berkshire Rugi US$61,88 Triliun di Kraft Heinz

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
03 August 2025 06:40
File Photo: Berkshire Hathaway CEO Warren Buffett plays bridge during the Berkshire annual meeting weekend in Omaha, Nebraska May 3, 2015. REUTERS/Rick Wilking/File Photo
Foto: Warren Buffett pemilik perusahaan pembangkit listrik terbesar bernama Berkshire Hathaway (REUTERS/Rick Wilking)

Jakarta, CNBC Indonesia — Konglomerasi milik Warren Buffett, Berkshire Hathaway (BRK.A), akhirnya mengakui bahwa salah satu investasi legendarisnya tak membuahkan hasil.

Perusahaan mencatat penurunan nilai (write-down) sebesar US$3,76 miliar atas kepemilikan saham di Kraft Heinz (KHC.O) pada kuartal II-2025, menandai kegagalan investasi yang telah berjalan lebih dari satu dekade.

Penurunan nilai tersebut turut menekan laba bersih Berkshire yang anjlok 59% secara tahunan, menjadi US$12,37 miliar dari sebelumnya US$30,35 miliar. Pendapatan operasional juga turun 4% akibat penurunan premi asuransi dan kinerja saham yang lesu.

"Investor mulai gelisah karena tidak ada aksi berarti dari Buffett. Buffett menilai pasar sedang overvalued dan lebih memilih menunggu peluang datang," ujar Kyle Sanders, analis Edward Jones, dikutip dari Reuters, Minggu (3/8/2025).

Adapun Berkshire menunjukkan sikap hati-hati terhadap kondisi pasar saat ini. Perusahaan kini menggenggam kas dan setara kas sebesar US$344,1 miliar, mendekati rekor tertinggi, serta menjual lebih banyak saham daripada membeli selama 11 kuartal berturut-turut.

Bahkan hingga pertengahan Juli 2025, Berkshire belum melakukan pembelian kembali sahamnya sendiri sejak Mei tahun lalu, sebuah sinyal minimnya keyakinan terhadap valuasi pasar maupun saham perusahaan sendiri.

Buffett, yang kini berusia 94 tahun dan telah memimpin Berkshire sejak 1965, direncanakan mundur dari jabatannya pada akhir tahun ini. Transisi kepemimpinan ini juga menambah ketidakpastian di tengah performa saham Berkshire yang tertinggal dibandingkan pasar.

Kraft Heinz & Tantangan Konsumen

Kerugian terbaru dari Kraft Heinz, yang sebelumnya juga mengalami pemangkasan nilai sebesar US$3 miliar pada 2019, muncul setelah perusahaan makanan itu mengumumkan rencana strategis yang bisa mencakup pemisahan bisnis (breakup).

Berkshire memiliki 27,4% saham di Kraft Heinz dan sempat mencatat nilainya lebih tinggi dari harga pasar. Namun ketidakpastian ekonomi dan rencana jangka panjang membuat perbedaan nilai itu dianggap kerugian permanen.

Sementara itu, bisnis konsumen milik Berkshire juga terguncang. Jazwares, pembuat mainan Squishmallows, mengalami penurunan pendapatan hingga 38,5% di paruh pertama tahun ini, akibat gangguan rantai pasok dan keterlambatan pengiriman barang.

Cathy Seifert dari CFRA Research menilai laporan kombinasi hasil operasional yang melempem, minim aksi buyback, serta performa saham yang tertinggal di tengah transisi manajemen membuat Berkshire dalam tekanan. "Berkshire dan ekonomi sedang berada di titik kritis," ujarnya.

Sejak Warren Buffett mengumumkan rencana mundur dari posisi CEO pada 3 Mei lalu, saham Berkshire sudah turun lebih dari 12% dan tertinggal sekitar 22 poin persentase dibandingkan indeks S&P 500 (.SPX).

Analis menilai bahwa nilai tambahan yang diberikan pasar karena reputasi dan kehadiran investor legendaris itu mulai mengikis. Kekhawatiran investor meningkat seiring prediksi melambatnya pertumbuhan sektor asuransi, yang selama ini menjadi sumber keuntungan utama Berkshire.

Wakil Ketua Berkshire, Greg Abel (63 tahun), akan menggantikan Buffett sebagai CEO pada akhir 2025. Meski begitu, Buffett akan tetap menjabat sebagai Chairman.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Trump Klaim Didukung Warren Buffett Soal Tarif, Berkshire Bantah Keras

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular