
Saham Ini Melonjak 250% Pada Perdagangan Perdana Setelah IPO

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham perusahaan perangkat lunak Figma melonjak hingga 250% dalam debut pasar sahamnya pada hari Kamis. Ini menjadi salah satu penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) paling heboh dalam beberapa tahun terakhir.
Mengutip The Wall Street Journal, saham tersebut dibuka melesat pada harga US$85 per lembar saham, lebih dari dua kali lipat harga IPO-nya dan merupakan kinerja hari pertama terbaik dalam penawaran perdana beberapa waktu terakhir.
Bahkan, saham tersebut dihentikan sementara karena volatilitas sesaat setelah mulai diperdagangkan. Saham ditutup pada harga US$ 115,50, lebih dari tiga kali lipat harga IPO perusahaan, sehingga memberikan perusahaan valuasi pasar sekitar US$ 47 miliar.
Kesuksesan IPO dari Figma tersebut menjadi momentum pemulihan pasar IPO AS, setelah terhenti selama bertahun-tahun dan makin terdampak oleh pengumuman tarif awal Presiden AS Donald Trump pada bulan April lalu. Namun, kini lebih banyak perusahaan yang mengambil risiko sekarang karena kegelisahan pasar telah mereda.
Beberapa perusahaan ternama sedang menunggu untuk mencatatkan saham, termasuk penyedia layanan buy now pay later (BNPL), Klarna dan platform tiket online StubHub. Aktivitas transaksi juga mulai pulih, dengan kerja sama perusahaan kereta api senilai US$71,5 miliar dan kesepakatan perangkat lunak senilai US$25 miliar yang diumumkan awal pekan ini.
IPO Figma memberi valuasi perusahaan di atas US$ 19 miliar berdasarkan basis dilusi penuh. IPO ini menghasilkan sekitar US$1,2 miliar bagi perusahaan dan investor yang mencairkan sahamnya. Menurut Renaissance Capital, ini menjadi IPO teknologi terbesar yang didukung modal ventura sejak 2021,
Para manajer investasi dan bankir mengatakan permintaan saham Figma mencapai titik tertinggi yang belum pernah terjadi selama bertahun-tahun, Calon investor menempatkan pesanan yang begitu besar untuk saham Figma selama presentasi roadshow perusahaan.
Lantas, perusahaan dan para penjamin emisinya menaikkan kisaran harga penawaran awal yang telah dilakukan pekan ini dari US$25 hingga US$28 per saham menjadi US$30 hingga US$32 per saham. Perusahaan akhirnya menetapkan harga saham satu dolar di atas kisaran baru tersebut. Saham tersebut mulai diperdagangkan di Bursa Efek New York pada hari Kamis dengan simbol "FIG."
Morgan Stanley, Goldman Sachs, Allen & Co., dan JPMorgan Chase memimpin penawaran tersebut.
Sumber The Wall Street Journal mengatakan saham tersebut baru dibuka untuk perdagangan hampir pukul 14.00, jauh melewati batas waktu pagi hari yang biasa, karena tingginya permintaan pembeli dan terbatasnya pesanan jual.
Para bankir sering menggambarkan penetapan harga IPO sebagai seni, bukan ilmu pengetahuan. Perusahaan dan penjamin emisi mereka ingin saham melonjak saat debut, tetapi tidak terlalu tinggi, untuk mengapresiasi dana yang membeli saham dalam IPO atau merevitalisasi pasar IPO.
Ketika saham melonjak dalam IPO seperti yang terjadi pada Figma, biasanya berarti harganya bisa lebih tinggi untuk memberikan keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan dan pemegang saham penjual.
Figma menawarkan banyak atribut yang paling didambakan investor sebagai perusahaan teknologi yang berkembang pesat, dengan potensi margin keuntungan yang cukup besar. Perusahaan itu membuat perangkat kolaboratif untuk membangun aplikasi atau situs web, yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan termasuk Airbnb, Uber, dan Netflix.
Perusahaan California ini didirikan pada tahun 2012 oleh dua teman yang bertemu di Brown University. Perusahaan ini mulai mengkaji rencana IPO setelah Adobe membatalkan kesepakatan akuisisi pada tahun 2022, karena adanya penolakan dari regulator. Kesepakatan itu akan memberi nilai Figma sebesar US$20 miliar.
Berdasarkan laporan keuangannya, Figma membukukan pendapatan sebesar US$749 juta tahun lalu, naik hampir 50% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2024, perusahaan mencatat kerugian bersih, menunjuk biaya kompensasi saham karyawan sebagai penyebab.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Untung Rugi Beli Saham IPO, Investor Ritel Wajib Tahu!
