Ray Dalio Lepas Semua Saham Bridgewater, Ada Apa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Investor terkemuka yang juga merupakan penasihat Danantara, Ray Dalio, resmi menjual seluruh sisa sahamnya di Bridgewater Associates dan mundur dari dewan direksi perusahaan tersebut. Bridgewater mengungkapkan dalam surat kepada klien bahwa mereka telah membeli seluruh saham terakhir pendirinya tersebut pekan lalu.
Orang-orang yang mengetahui transaksi ini menyebut Bridgewater kemudian menerbitkan saham baru yang dibeli oleh sovereign wealth fund (SWF) asal Brunei dalam kesepakatan bernilai miliaran dolar AS. Dengan transaksi itu, Brunei Investment Agency kini menggenggam hampir 20% saham Bridgewater yang berbasis di Connecticut, AS.
Melansir The Wall Street Journal, transaksi ini belum pernah diberitakan sebelumnya dan surat Bridgewater kepada klien pun tidak menyebutkan nama Brunei. Namun diketahui SWF Brunei telah lama menjadi investor Bridgewater dan memindahkan investasinya dari dana kelolaan ke ekuitas perusahaan.
Saat ini, Badan Pengelola Investasi asal Brunei ini menjadi salah satu pemegang saham terbesar di Bridgewater. Meski begitu, Kepala Investasi Bersama Bob Prince tetap menjadi pemegang saham utama perusahaan.
Dalio yang kini berusia 75 tahun menyatakan tetap optimistis terhadap masa depan Bridgewater dalam kapasitasnya sebagai klien dan mentor. Ia pun masih menanamkan dana dalam portofolio dana kelolaan Bridgewater.
Sumber internal perusahaan berharap keluarnya Dalio dari kepemilikan dan dewan direksi dapat menyederhanakan tata kelola perusahaan. Meski telah mundur dari jabatan CEO, Kepala Investasi Bersama, dan Ketua Dewan sejak beberapa tahun lalu, Dalio masih aktif memberikan masukan hingga keluhan.
Dalio pernah mengatakan pada 2011 bahwa proses suksesi di Bridgewater akan memakan waktu 10 tahun. Namun nyatanya, proses tersebut berjalan panjang dan penuh tantangan.
Bridgewater sempat mencoba berbagai kombinasi kepemimpinan, termasuk menunjuk beberapa CEO berbeda. Salah satu mantan CEO bahkan sempat menggugat perusahaan sebelum akhirnya mencapai penyelesaian hukum.
CEO Bridgewater Nir Bar Dea dan Co-Chair Mike McGavick dalam surat kepada investor menyebut penjualan saham terakhir Dalio sebagai puncak ideal dari proses transisi kepemilikan. Mereka juga menyebut seluruh jajaran, termasuk Dalio, akan merayakan ulang tahun ke-50 perusahaan di Connecticut dan New York.
Namun demikian, total dana kelolaan Bridgewater mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Per akhir 2024, perusahaan mengelola dana sebesar US$92,1 miliar, turun dari US$168 miliar pada akhir 2019.
Penurunan sebagian disebabkan oleh langkah pembatasan ukuran dana unggulan mereka, Pure Alpha, pada 2023 dan 2024 demi meningkatkan kinerja. Pure Alpha sendiri dikenal sebagai strategi sistematis yang berfokus pada investasi makroekonomi.
Menurut analisis The Wall Street Journal, Pure Alpha mencatat imbal hasil kumulatif 5,9% selama periode lima tahun hingga akhir 2024. Padahal dalam periode tersebut, pasar saham global tengah mencetak rekor tertingginya.
Namun performa Pure Alpha membaik setelah pembatasan ukuran diterapkan. Dana tersebut naik 11,3% sepanjang 2024 dan melonjak 17% pada paruh pertama 2025.
(fsd/fsd)