Nyaris Tergelincir, IHSG Cuma Naik Tipis Hari Ini

mkh, CNBC Indonesia
29 July 2025 16:53
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021).  Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup nyaris tidak bergerak atau hanya naik 0,04% hari ini, Selasa (29/7/2025).

Indeks ditutup di level 7.617,91 dan bergerak pada rentang 7.565,79–7.680,19 dengan kapitalisasi pasar Rp 13.701 triliun. Sebanyak 309 saham naik, 317 turun, dan 330 tidak bergerak.

Nilai transaksi hari ini mencapai Rp 14,24 triliun yang melibatkan 26,48 miliar saham dalam 1,73 juta kali transaksi. 

Indeks sepanjang hari ini terbilang memiliki volatilitas tinggi. Pagi tadi IHSG dibuka di zona merah dan menutup sesi I dengan kenaikan 0,12%. Pada akhir sesi II, IHSG sempat naik 0,86% sebelum akhirnya tiba-tiba ditarik ke bawah.

Hari ini, saham konglomerat Prajogo Pangestu, Sugianto Kusuma, hingga Toto Sugiri yang sebelumnya menjadi penggerak utama IHSG tidak berbuat banyak. Saham-saham perbankan pun terpantau belum memiliki tenaga untuk bangkit. 

Indeks hari ini dibawa naik-turun oleh emiten Sinar Mas Multiartha (SMMA). SMMA tercatat menjadi pemberat utama IHSG dengan kontribusi 21,54 indeks poin. Saham ini tercatat turun 12,56% ke level 18.800. Padahal SMMA pada perdagangan intraday sempat naik 20% ke level 25.800.

Lalu BBCA menjadi pemberat kedua dengan kontribusi 7,14 indeks poin. Saham bank milik grup Djarum ini turun 1,18%. 

Sementara itu, emiten Prajogo (BRPT) menjadi penggerak utama dengan kontribusi 8,69 indeks poin. BRPT hari ini naik 5,67% ke level 2.610. Lalu emiten Bakrie (BRMS) yang naik 6,33% menyumbang 3,14 indeks poin. 

Adapun pelaku pasar mengarahkan perhatian pada rilis data tenaga kerja AS (JOLTs) malam nanti dan perkembangan terbaru kesepakatan dagang Amerika Serikat dengan sejumlah negara utama.

Pada rilis sebelumnya, JOLTs menunjukkan lonjakan signifikan, lowongan kerja naik 374.000 menjadi 7,769 juta tertinggi sejak November 2024 dan jauh melampaui ekspektasi. Kenaikan terutama terjadi di sektor jasa makanan, keuangan, dan asuransi, sedangkan sektor pemerintahan justru mengalami penurunan.

Jika JOLTs kembali melonjak, pasar akan memperkuat ekspektasi bahwa kondisi tenaga kerja AS masih sangat ketat. Ini bisa mendorong nada hawkish dari Ketua The Fed Jerome Powell dalam FOMC 30 Juli mendatang. Sebaliknya, jika lowongan melemah, kemungkinan sikap dovish akan menguat membuka ruang bagi penguatan pasar negara berkembang seperti Indonesia.

Meskipun bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan jangka pendek di kisaran saat ini yaitu 4,25% hingga 4,5%, para pelaku pasar akan mencermati petunjuk apakah pemangkasan suku bunga mungkin terjadi pada pertemuan September.

Pada perkembangan lain, di tengah tekanan eksternal, pemerintah menyampaikan nada optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi tahun ini masih bisa menyentuh 5%. Namun sinyal waspada tetap diberikan, terutama karena sektor manufaktur belum sepenuhnya pulih dan tekanan global belum reda.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mencekam, Potret Bursa Efek Indonesia Saat IHSG Ambruk 6,12%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular