
Rupiah Dibuka Melemah, Dolar AS Jadi Rp16.320

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan Senin (28/7/2025).
Merujuk dari Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka melemah 0,06% di posisi Rp16.320/US$1.
Adapun indeks dolar AS (DXY) melemah tipis 0,01% ke angka 97,63 pukul 09:00 WIB.
Sepanjang perdagangan pekan lalu, rupiah berhasil mencatatkan penguatan sebesar 0,15% secara mingguan terhadap dolar AS. Kinerja positif ini sejalan dengan pelemahan dolar AS secara global, di mana indeks DXY turun 0,85% dan ditutup di posisi 97,64.
Pada perdagangan hari ini, pergerakan rupiah akan dibayangi sejumlah sentimen eksternal yang cukup signifikan. Salah satu sentimen utama datang dari Amerika Serikat yang baru saja mencapai kesepakatan dagang dengan Uni Eropa.
Kesepakatan tersebut memangkas tarif impor terhadap produk-produk Eropa dari 30% menjadi 15%, yang berdampak pada meredanya ketegangan dagang transatlantik dan mendorong penguatan euro.
Pasar kini mengalihkan fokusnya pada keputusan Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan diumumkan pada 29-30 Juli, serta data inflasi terbaru melalui laporan Core Personal Consumption Expenditures (PCE). Kedua faktor ini dinilai akan sangat menentukan arah kebijakan moneter The Federal Reserve ke depan.
Hingga saat ini, pasar memperkirakan The Fed masih akan mempertahankan suku bunga acuan pada kisaran 4,25%-4,50%, sesuai pernyataan terbaru dari FOMC. The Fed menilai bahwa perekonomian AS masih tumbuh solid dan membuat inflasi tetap berada di level yang relatif tinggi.
Fokus utama investor bukan lagi pada besaran suku bunga, melainkan pada nada pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell. Jika Powell memberikan sinyal dovish, misalnya dengan membuka peluang pemangkasan suku bunga pada kuartal III seiring inflasi yang mulai terkendali dan ketidakpastian ekonomi global yang menurun, hal ini bisa menjadi katalis positif bagi rupiah.
Namun, jika nada yang disampaikan tetap hawkish dengan menekankan pentingnya menjaga stabilitas harga dan mewaspadai risiko geopolitik maka tekanan terhadap mata uang Garuda bisa kembali meningkat.
(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Ditutup Menguat, Nilai Tukar Dolar AS Turun ke Rp 16.185