
Investor Korea Selatan Masuk di Proyek Nikel Sorowako? Ini Kata Vale

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) buka suara terkait kabar investor asal Korea Selatan yang akan jadi partner Vale di proyek pengolahan (smelter) nikel berteknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Dalam keterbukaan informasi di situs Bursa Efek Indonesia (BEI)/ IDX, Kamis (24/07/2025), Sekretaris Perusahaan Vale Wiwik Wahyuni menjelaskan, pihaknya memang memiliki sejumlah proyek yang memerlukan mitra strategis. Oleh karena itu, perusahaan pun terbuka untuk menjalin kerja sama dengan para investor dari berbagai negara, termasuk Korea Selatan.
"Saat ini Perseroan tengah meninjau beberapa opsi strategis, serta dalam tahapan diskusi, sehingga belum ada kesepakatan maupun perjanjian yang ditandatangani," ungkapnya, dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Kamis (24/07/2025).
Dia menjelaskan, saat ini proyek tambang Sorowako limonite masih dalam tahapan konstruksi, dan diperkirakan akan dapat diselesaikan pada awal 2027.
Di sisi lain, proyek pembangunan Smelter HPAL Sorowako limonite juga sedang dalam tahapan awal konstruksi dengan perkiraan selesai pada akhir 2027.
"Penyelesaian keduanya akan tergantung pada berbagai faktor, seperti kondisi lapangan, perijinan, koordinasi dengan mitra, serta pendanaan," tuturnya.
Dia menyebut, total nilai investasi untuk proyek smelter HPAL Sorowako bersama mitra yakni mencapai US$ 1,9 miliar. Saat ini Vale sudah menggandeng salah satu mitra asal China yakni Huayou Cobalt di proyek HPAL Sorowako yang berlokasi di Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Dengan adanya proyek ini, dia pun menjelaskan, ini akan berdampak pada kebutuhan pendanaan yang besar, baik secara internal dan eksternal. Namun, bila proyek ini beroperasi, menurutnya ini tentunya akan berkontribusi positif pada pendapatan dan laba perusahaan ke depannya.
"Proyek-proyek pengembangan yang sedang Perseroan kerjakan tentunya akan memerlukan pendanaan yang akan didapatkan baik secara internal maupun dari eksternal. Setelah beroperasi, Perseroan menargetkan adanya imbal balik yang dapat berkontribusi positif pada pendapatan, laba bersih serta arus kas Perseroan," jelasnya.
Seperti diketahui, Vale saat ini tengah membangun setidaknya 3 proyek pemurnian dan pemrosesan (smelter) nikel di dalam negeri dengan total investasi mencapai US$ 9 miliar atau setara Rp 130 triliun.
Ketiga proyek smelter tersebut ditargetkan rampung dan mulai beroperasi pada 2026 dan 2027 mendatang.
Ketiga proyek tersebut antara lain pertama, proyek smelter nikel berteknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, bekerja sama dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co dan Ford Motor Co. Smelter ini akan memproduksi 120 ribu ton per tahun Mixed Hydroxide Precipitate (MHP).
Kedua, proyek smelter nikel di Morowali, Sulawesi Tengah, bekerja sama dengan Shandong Xinhai Technology Co., Ltd (Xinhai).
Kemudian, proyek smelter HPAL di Sorowako, Sulawesi Selatan, juga bekerja sama dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Vale Indonesia (INCO) Akan Rampungkan 3 Pabrik Nikel Baru
