
Laba Emiten Nikel (NICL) Naik 386% Jadi Rp358 M di Semester I-2025

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten tambang nikel milik konglomerat Christopher Sumasto Tjia, PT PAM Mineral Tbk (NICL) mencatat peningkatan laba sebesar 386,51% pada paruh pertama tahun 2025.
Melansir laporan keuangan terbaru, laba neto periode berjalan perseroan tercatat Rp358,07 miliar pada semester satu 2025. Angka ini naik dari perolehan periode sebelumnya sebesar Rp73,59 miliar.
Kenaikan laba emiten pertambangan tersebut ditopang oleh lonjakan penjualan sebanyak 152,07% ke Rp 1,05 triliun. Angka ini naik dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 419,19 miliar.
Direktur Utama Perseroan Ruddy Tjanaka mengatakan, penjualan tersebut dikontribusi oleh peningkatan volume penjualan nikel dari 707.597 mt menjadi 1.885.433 mt atau meningkat sebesar 166,46%.
"Sejak akhir tahun 2024, harga acuan nikel domestik mengalami penurunan sebesar 3,80% sejalan dengan tren global dan euforia pasar kendaraan listrik yang mulai normal serta meningkatnya permintaan baja stainless steel. Kami melihat bahwa penurunan harga nikel tersebut merupakan koreksi positif dan sudah diprediksi oleh perseroan," ungkap Ruddy, dikutip Senin (21/7/2025).
Perseroan memperkirakan pada semester dua tahun 2025 ini, harga nikel masih bergerak fluktuatif imbas dari kebijakan tarif perdagangan Amerika Serikat. Namun,industri nikel domestik memiliki peluang strategis dimana adanya ketegangan antara China dan negara barat yang membuat banyak negara mencari alternatif pasokan logam kritis.
Melihat itu, Perseroan memiliki strategi untuk memperluas jaringan pemasaran melalui kerjasama dengan beberapa smelter dan trader sehingga wilayah area pemasaran tidak hanya di wilayah Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah akan tetapi sampai ke Pulau Obi dan Pulai Halmahera. Selain itu Perseroan juga akan membuka peluang untuk mencari beberapa partner strategis dalam rangka pengembangan usaha Perseroan.
Dari segi permodalan, perseroan mencatatkan aset pada semester satu 2025 sebesar Rp1,09 triliun. Angka ini naik dari pada tahun 2024 yaitu sebesar Rp1,05 triliun.
Adapun liabilitas dan ekuitas perseroan tercatat masing-masing sebesar Rp150,69 miliar dan Rp949,13 miliar pada periode semester satu tahun 2025.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pam Mineral (NICL) Bagi Dividen Rp 126,6 M & Ganti Komisaris Utama
