
Marak Modus Penipuan Deepfake, Allo Bank (BBHI) Gandeng ADVANCE.AI

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) menjalin kemitraan jangka panjang dengan ADVANCE.Al guna menghadapi ancam penipuan berbasis deepfake di sektor keuangan nasional, terutama dalam proses verifikasi identitas digital dan onboarding nasabah.
Kerja sama ini berangkat dari meningkatnya penggunaan konten buatan Al seperti wajah sintetis, suara tiruan, dan dokumen palsu. Penipuan deepfake pun semakin mudah diakses, meluas, dan sulit dideteksi. Mulai dari serangan berbasis electronic Know-Your-Customer (eKYC) sintetis hingga penipuan lewat panggilan video multipihak, para pelaku kejahatan siber kini semakin menyasar bank digital dan platform fintech yang sangat mengandalkan proses layanan mandiri jarak jauh.
Sektor keuangan Indonesia tercatat mengalami kerugian lebih dari Rp700 miliar (setara dengan US$44 juta) hanya dalam kurun waktu tiga bulan, yakni antara November 2024 hingga Februari 2025. Kerugian ini mencakup sejumlah kasus penipuan berbasis deepfake, menurut laporan dari Indonesia Anti-Scam Centre (IASC). Maka demikian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa deepfake merupakan ancaman nyata bagi industri keuangan di Indonesia, dan menekankan pentingnya edukasi publik secara berkelanjutan.
Munculnya alat Scams-as-a-Service kini memungkinkan siapa pun, termasuk pelaku non-teknis maupun sindikat kejahatan untuk dengan mudah membuat konten deepfake, sehingga semakin memperbesar potensi serangan terhadap sektor keuangan.
"Proses onboarding digital memang memberikan kenyamanan dan efisiensi lebih bagi pengguna. Namun, kemudahan ini juga membuka celah baru bagi aksi penipuan, termasuk penyalahgunaan teknologi deepfake", ujar Ganda Raharja Rusli, Director of Risk, Compliance, and Legal at Allo Bank di Allo Bank Office, Jakarta Selatan, Kamis (17/7/2025).
Menurutnya, bank digital perlu menerapkan strategi optimasi risiko yang mampu menyeimbangkan antara pengalaman nasabah dan aspek keamanan, guna menjaga kepuasan serta loyalitas jangka panjang.
Ganda mengungkapkan kemitraan jangka panjang Allo Bank dengan ADVANCE.Al, sudah berjalan selama tiga tahun.
Pada tahun 2023, ADVANCE.AI mengakui Allo Bank serta klien-klien sektor jasa keuangannya mendapatkan serangan bertubi-tubi. Maka demikian, Country General Manager ADVANCE.AI Anggraini Rahayu mengatakan pihaknya terus melakukan inovasi guna mendukung sistem yang kuat.
Di antaranya, Anggraini menyebut integrasi teknologi deteksi multidimensi dan sistem verifikasi berbasis kecerdasan buatan (Al) menjadi kunci untuk memastikan perlindungan optimal bagi nasabah.
Melihat tingginya volume transaksi online serta ketergantungan pada proses eKYC, Allo Bank dan ADVANCE.Al mendorong pelaku industri untuk menerapkan pendekatan "security-by-design", di mana sistem deteksi penipuan diintegrasikan sejak awal dan diterapkan secara menyeluruh sepanjang siklus hidup akun nasabah.
Metode deteksi dan pencegahan penipuan ini mencakup deteksi liveness dan biometrik wajah, verifikasi multimodal yang menggabungkan biometrik, perilaku pengguna, dan kecerdasan perangkat. Tak ketinggalan, autentikasi adaptif berdasarkan skor risiko dan pola perilaku dan pengembangan produk yang berkelanjutan.
"Pendekatan keamanan yang proaktif tidak hanya penting untuk melindungi pengguna dari potensi kerugian pribadi, tetapi juga krusial dalam menjaga reputasi institusi keuangan," ujar Anggraini Rahayu, Country General Manager ADVANCE.AI pada kesempatan yang sama.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tumbuh Berkelanjutan, Allo Bank Raih Kinerja Positif di 2024
