Hingga Juni 2025 Transaksi Single Stock Futures di BEI Rp 1,02 M

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
Senin, 14/07/2025 19:50 WIB
Foto: Sejumlah pengunjung di dalam ruangan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa, (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, sejak produk Single Stock Futures (SSF) hingga hingga Juni 2025, transaksi SSF mencapai 2.175 kontrak atau sebesar Rp1,02 miliar. Jumlah ini meningkat 19% dibandingkan jumlah kontrak pada tahun 2024.

Selain itu, jumlah investor derivatif juga menunjukkan peningkatan 142% dibandingkan tahun 2024 dengan mencapai 359 investor. Hingga saat ini investor sudah dapat memperdagangkan SSF atas total 10 saham dengan terlebih dahulu membuka rekening derivatif pada Anggota Bursa yang telah memiliki izin sebagai Anggota Bursa Derivatif.


"Capaian ini mencerminkan meningkatnya minat dan kepercayaan investor terhadap instrumen derivatif, khususnya SSF, sebagai alternatif investasi yang potensial di pasar modal Indonesia," kata Direktur Pengembangan BEI Jeffrey, Senin (14/7).

Terbaru, BEI telah memperluas cakupan produk derivatif dengan meluncurkan 5 underlying baru untuk Kontrak Berjangka Saham (KBS) Single Stock Futures (SSF).

Saham-saham yang ditambahkan sebagai underlying SSF yaitu PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT).

Ia menyampaikan bahwa penambahan underlying SSF juga menjadi langkah strategis dalam meningkatkan daya tarik dan likuiditas pasar modal Indonesia secara keseluruhan.

"Dengan semakin luasnya pilihan produk derivatif, kami berharap investor memiliki lebih banyak alternatif instrumen investasi untuk menyesuaikan strategi investasinya", ungkap Jeffrey.

Ia mengungkapkan, penambahan underlying SSF dilakukan dengan mempertimbangkan tren dan dinamika pasar terkini, dengan kondisi sektor konsumsi, pertambangan, dan energi menunjukkan kinerja yang relatif positif di tengah dinamika ekonomi global dan domestik.

Menurutnya, dengan karakteristik likuiditas tinggi dan fundamental baik, kehadiran kelima saham sebagai underlying baru SSF diharapkan dapat menjawab kebutuhan investor dalam melakukan lindung nilai (hedging), maupun optimalisasi keuntungan portofolio dalam berbagai kondisi pasar melalui pemanfaatan fitur leverage dan fleksibilitas transaksi dari sisi modal yang tidak besar, serta transaksi dua arah (long atau short) pada saham-saham dari sektor yang beragam.

Dengan penambahan 5 (lima) saham tersebut, maka saat ini terdapat total 10 saham underlying Single Stock Futures, yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).

Selanjutnya, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Astra International Tbk (ASII), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).

"BEI akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada seluruh pelaku pasar agar lebih memahami manfaat dan mekanisme dalam bertransaksi produk derivatif," pungkasnya.


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Euforia IPO, IHSG Pesta Pora & Tembus Level 7.000