Robert Kiyosaki Buka-bukaan Strategi Beli Bitcoin Biar Cepet Kaya

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
Senin, 14/07/2025 10:55 WIB
Foto: Robert Kiyosaki. (AFP/TIMOTHY A. CLARY)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penulis buku laris Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki, kembali membagikan pandangannya soal perilaku investor dan waktu terbaik untuk membeli aset, khususnya bitcoin. Dalam unggahan di platform X, Kiyosaki mengungkap bahwa ia baru saja membeli bitcoin di level US$110.000.

Ia menyisipkan pesan klasik yang kerap ia ulang: "Pigs get fat. Hogs get slaughtered," tulisnya pada Jumat, (11/7/2025). Menurut Kiyosaki, ungkapan ini menggambarkan perbedaan antara investor yang ia gambarkan sebagai babi gemuk (pig) dan babi rakus (hog) di tengah pasar bullish.

Kiyosaki mengutip istilah "Banana Zone" dari investor makro Raoul Pal, yaitu fase lonjakan harga yang didorong euforia investor ritel. Ia mengaku sudah cukup memiliki bitcoin dan akan menunggu sampai pasar kembali terkoreksi.


"Setelah para hog berhenti menjerit, menjual, dan menyalahkan bitcoin atas kerugiannya, saya dan para pig lainnya akan membeli lagi saat diskon," tulisnya. Sikap ini menunjukkan strategi jangka panjang dan antisipasi atas koreksi pasar yang biasanya menyusul fase reli ekstrem.

Dikenal sebagai penganut prinsip beli di saat tepat, Kiyosaki menegaskan bahwa keuntungan sejati diperoleh saat membeli, bukan saat menjual. Ia menolak pendekatan investasi yang emosional dan menyarankan agar investor tetap sabar dan cermat.

Kiyosaki telah lama menyerukan pentingnya lindung nilai terhadap sistem keuangan global yang menurutnya rusak. Ia secara konsisten memperingatkan risiko dari inflasi, utang pemerintah, dan depresiasi mata uang fiat.

Bitcoin, bersama dengan emas dan perak, disebut Kiyosaki sebagai aset perlindungan dari ketidakstabilan ekonomi Amerika Serikat. Dalam berbagai kesempatan, ia mengimbau investor untuk tidak tergoda euforia dan menunggu kesempatan ketika ketakutan melanda pasar.


(ayh/ayh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pilah Pilih Investasi "Harga Diskon" Saat Ekonomi Melemah