
4 Kebiasaan Para Konglomerat, Pantas Kaya Raya

Jakarta, CNBC Indonesia - Menjadi kaya raya tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada empat kebiasaan yang dimiliki oleh para konglomerat sehingga kesuksesan yang mengantarkan pada kekayaan bukan hanya sekedar keberuntungan semata.
Dalam menggapai kesuksesan finansial, bukan hanya keberuntungan atau pekerjaan bergaji tinggi, melainkan cara berpikir tentang uang dan kebiasaan yang dilakukan secara konsisten.
Kebiasaan-kebiasaan ini bila dilatih siapa pun untuk membangun kekayaan dari waktu ke waktu.
Mengutip CNBC International, Kamis (10/7/2025), Sam Dogen yang merupakan pendiri Financial Samurai dan seorang penulis mengaku, selama menjadi jutawan di usia 28 tahun dan menghabiskan lebih dari 16 tahun menulis tentang keuangan pribadi, Ia melihat ada empat kebiasaan berbeda yang membedakan para jutawan.
Berikut adalah kebiasaan "menjadi kaya" yang diabaikan oleh sekitar 93% orang biasa:
1. Menabung dan berinvestasi secara konsisten
Kebiasaan tersebut menjadi penting saat ini. Meskipun ada volatilitas pasar saham, kekhawatiran inflasi, perang dagang, dan kekhawatiran resesi yang menyebabkan keraguan di antara para investor.
Namun, inilah rahasianya: Para jutawan tidak menunggu waktu yang "tepat" untuk berinvestasi. Mereka tahu bahwa waktu di pasar lebih baik daripada mencoba mengatur waktu pasar.
Saat pasar turun, mereka melihat peluang, bukan kepanikan. Mereka mengotomatiskan investasi dan memperlakukan penurunan sebagai peluang untuk membeli dengan harga diskon.
"Saya selalu menginvestasikan setidaknya 20% dari pendapatan saya, dan saya meningkatkan persentase tersebut seiring dengan bertambahnya pendapatan saya. Seiring waktu, compounding akan menguntungkan saya," tulisnya.
2. Membangun beberapa aliran pendapatan
Mengandalkan satu sumber pendapatan, seperti pekerjaan harian, adalah langkah yang berisiko. Di era otomatisasi, globalisasi, dan kecerdasan buatan seperti sekarang ini, tidak ada lagi yang namanya keamanan kerja.
Semakin banyak sumber pendapatan yang dimiliki, semakin aman secara finansialnya. Rata-rata jutawan memiliki banyak sumber pendapatan:
- Dividen dari saham
- Pendapatan sewa dari real estate
- Keuntungan dari bisnis sampingan
- Royalti dari kekayaan intelektual
- Keuntungan modal dari saham dan investasi pribadi
- Bunga dari obligasi atau tabungan dengan imbal hasil tinggi
- Pekerjaan lepas atau konsultasi
Berbagai sumber pendapatan berfungsi sebagai jaring pengaman finansial. Jika kehilangan pekerjaan, properti sewaan atau portofolio dividen dapat menjaga arus kas tetap mengalir. Jika bisnis terpukul, investasi Anda menjadi penopang. Diversifikasi bukan hanya untuk portofolio saham tapi untuk seluruh kehidupan finansial Anda.
"Pikirkan cara-cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan di luar gaji Anda. Bisakah Anda menyewakan kamar di rumah Anda? Memulai usaha sampingan? Berinvestasi dalam aset yang menghasilkan pendapatan pasif? Memberi pelajaran keterampilan atau olahraga yang Anda kuasai?," ungkapnya.
Para jutawan tidak hanya bekerja untuk uang - mereka membuat uang bekerja untuk mereka dengan berbagai cara.
3. Berpikir dalam hal biaya peluang
Para jutawan memiliki kemampuan untuk berpikir dalam kerangka biaya peluang terkait apa yang mereka korbankan untuk membuat keputusan finansial. Pergeseran pola pikir ini sangat kuat karena membantu mereka memprioritaskan aktivitas membangun kekayaan daripada kepuasan jangka pendek.
Dengan mempertimbangkan biaya peluang, setiap dolar yang dibelanjakan akan dipikirkan dengan lebih teliti.
"Sebagai contoh, alih-alih membeli mobil mewah baru secara impulsif, seorang jutawan akan bertanya: Jika saya menginvestasikan uang US$ 60.000 ini, berapa nilainya dalam 10 tahun? Jika saya menginvestasikan US$60.000 di S&P 500, dengan imbal hasil tahunan majemuk 8%, saya bisa mendapatkan US$130.000," jelasnya.
Daripada menghabiskan US$5.000 untuk berlibur, mereka mempertimbangkan uang ini bisa lebih baik digunakan untuk membeli aset yang akan menghasilkan imbal hasil untuk membantu masa pensiun.
Ini bukan berarti mereka tidak pernah membelanjakan uang untuk hal-hal yang menyenangkan. Mereka membelanjakan uang secara strategis, hanya setelah memastikan tujuan utama membangun kekayaan mereka terpenuhi.
Sebelum melakukan pembelian besar, tanyakan pada diri sendiri:
- Apakah ini akan meningkat nilainya dari waktu ke waktu?
- Apakah ini akan meningkatkan kemampuan saya untuk menghasilkan lebih banyak uang?
- Apa yang saya korbankan dengan membelanjakan uang ini hari ini?
4. Keyakinan yang teguh pantas menjadi kaya
Meskipun ketiga kebiasaan di atas bersifat praktis, ada satu kebiasaan lagi yang sama pentingnya: kepercayaan diri. Para jutawan tidak melihat uang sebagai sesuatu yang hanya dimiliki oleh segelintir orang mereka melihatnya sebagai sesuatu yang dapat mereka ciptakan dan kendalikan.
Perbedaan antara seseorang yang mengumpulkan kekayaan dan seseorang yang tidak, sering kali terletak pada pola pikir.
"Apakah Anda yakin bahwa Anda memiliki apa yang diperlukan untuk menjadi seorang jutawan? Atau apakah Anda menganggap kekayaan berada di luar jangkauan? Dengan jutaan jutawan di dunia, apakah Anda selalu bertanya pada diri sendiri: Mengapa saya tidak?," ucapnya.
"Para jutawan yang saya temui memiliki semangat yang tak kenal lelah. Jika mereka mengalami kerugian dalam investasi, mereka belajar dari kesalahan. Mereka tidak takut meminta kenaikan gaji, memulai bisnis, atau berinvestasi secara agresif. Mereka mengambil tindakan, mengambil risiko dan menempatkan diri mereka pada posisi untuk sukses," tuturnya.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mencekam, Potret Bursa Efek Indonesia Saat IHSG Ambruk 6,12%
