Alasan BRICS Bentuk Bank Baru, IMF dan World Bank Disebut Lambat
Jakarta, CNBC Indonesia - Negara berkembang membutuhkan reformasi dalam hal perdagangan, keuangan, maupun pembangunan. Menurut Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir hal itu juga yang mendasari BRICS membuat bank sendiri, yakni New Development Bank (NDB).
"Namun tak kalah penting di dalam konteks isu-isu keuangan dan finansial di bawah Bretton Woods Institution dalam hal ini adalah IMF dan World Bank, karena memang selama ini reform, khususnya dalam konteks Bretton Woods Institution itu sangat lambat. Oleh karena itu, BRICS lah yang mengambil inisiatif untuk membentuk (NDB)," kata Arrmanatha, dikutip dari siaran Sekretariat Presiden, Selasa (8/7/2025).
Menurut pria yang disapa Tata itu, adanya NDB merupakan salah satu opsi agar negara berkembang bisa menyelesaikan permasalahan pembangunannya, seperti biaya. Sehingga hal itu merupakan salah satu yang ingin direformasi oleh BRICS dan negara berkembang.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, dalam forum KTT BRICS itu, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa multilateralisme perlu didorong dalam kemitraan global. Salah satunya peran dari NDB yang bisa ditingkatkan bagi kemitraan ekonomi negara berkembang.
Dari catatanya, NDB-pun sudah menangani sekitar 120 proyek di bidang energi bersih, infrastruktur, juga proyek terkait sustainability and green. Nilainya mencapai US$ 39 miliar.
"Memang Indonesia sendiri sudah menyatakan masuk dalam NDB dan tentu sedang berproses. Kemudian outcomes daripada pertemuan tadi salah satunya adalah Leader's Declaration dan di dalamnya ada beberapa poin terkait penguatan multilateralism dan reform daripada global governance," ujar Airlangga.
(miq/miq)