Minat Nabung Lagi Turun, Bank Mega Syariah Mau Genjot Dana Murah

mkh, CNBC Indonesia
Senin, 07/07/2025 13:50 WIB
Foto: PT Bank Mega Syariah memberikan layanan istimewa kepada para nasabah setia dalam menyambut Hari Pelanggan Nasional (Harpelnas) 2024 di Kantor Cabang Utama (KCU) Bank Mega Syariah, Jalan Rasuna Said Kav. 12, Jakarta Selatan, Rabu (4/9/2024). Seluruh jajaran direksi turun langsung melayani nasabah dan mendengarkan masukan secara langsung, sebagai upaya untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan serta mempererat hubungan antara bank dan nasabah. (CNBC Indonesia/Muhamad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia — PT Bank Mega Syariah menggenjot dana murah atau current account savings account (CASA) di tengah tren pelemahan intensitas menabung masyarakat. 

Corporate Communication Division Head Bank mega Syariah Hanie Dewita mengungkapkan per Mei 2025, total tabungan Bank Mega Syariah mencapai lebih dari Rp1,52 triliun.

Sementara itu, total dana murah mencapai Rp 3,64 triliun, tumbuh lebih dari 25% secara tahunan (yoy). Dengan total tersebut, porsi CASA meningkat dari 28,9% pada Mei 2024 menjadi 33,1%.


Peningkatan dana murah juga diiringi dengan peningkatan DPK Bank Mega Syariah. Per Mei 2025, total dana DPK non bank yang dihimpun Bank mega Syariah tercatat sebesar Rp 11,31 triliun atau tumbuh 9,38% secara tahunan.

"Pertumbuhan DPK tidak lepas dari kontribusi nasabah setia kami yang per Mei 2025 totalnya mencapai lebih dari 472 ribu nasabah. Jumlah ini naik 8% dari Mei 2024," ungkap Hanie, dikutip Senin (7/7/2025).

Adapun total tabungan haji Bank Mega Syariah meningkat lebih dari 13% pada Mei 2025. Peningkatan dana ini sejalan dengan jumlah rekening nasabah haji yang naik 5% yoy menjadi lebih dari 15.000 rekening.

Sementara itu, Digital Business & Product Management Division Head, Benadicto Alvonzo Ferary mengatakan berdasarkan survei Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Indeks Menabung Konsumen (IMK) pada Mei 2025 tercaat di level 79, turun 4,4 poin dari bulan sebelumnya. 

Penurunan indeks tersebut menggambarkan kemungkinan preferensi masyarakat dalam mengalokasikan dana cenderung lebih konsumtif terutama di kondisi ekonomi yang semakin menantang. Situasi sekarang ini menjadi momentum bagi perbankan untuk lebih responsif terhadap perubahan perilaku nasabah.

"Berkurangnya minat masyarakat untuk menabung menjadi tantangan bagi perbankan, khususnya dalam memperoleh dana murah. Apalagi, di tengah tren suku bunga rendah seperti sekarang ini tentunya berdampak pada turunnya daya tarik instrumen simpanan," jelas Ben.


(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bank Mega Syariah Mencatat Kinerja Positif Pada Q1-2025