LABA Mau Akuisisi 79% Saham KRYA, Due Diligence Dimulai

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
Senin, 07/07/2025 12:35 WIB
Foto: Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (23/6/2025). (CNBC Indonesia/ Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk. (KRYA) atau BKPJ secara resmi memulai proses Due Diligence sebagai bagian dari rencana akuisisi mayoritas saham oleh perusahaan-perusahaan yang dipimpin oleh Rich Step International Ltd. (RSIL) dan PT Green Power Group Tbk. (LABA).

Tahapan Due Diligence dimulai pada tanggal 6 Juli 2025, yang ditandai dengan kunjungan William Teng selaku Managing Director Rich Step International Ltd. dan perwakilan President Director Rich Step International Ltd., William Ong. Kunjungan merupakan bagian dari proses evaluasi menyeluruh terhadap KRYA, yang mencakup aspek Legal, Tax, dan Financial Due Diligence.


Dalam keterbukaan informasi, KRYA tersebut menyampaikan rencana akuisisi ini bertujuan untuk menjadikan emiten konstruksi tersebut sebagai bagian dari strategi bisnis global Rich Step International Ltd. Terutama dalam pengembangan portofolio di sektor perdagangan, penyertaan modal dalam anak perusahaan, serta bisnis kendaraan listrik (Electronic Vehicle).

Direktur Utama KRYA, Dharmo Budiono berharap proses ini dapat memberikan hasil yang objektif dan konstruktif, serta menjadi fondasi awal untuk kolaborasi strategis yang saling menguntungkan antara kedua pihak.

Adapun mayoritas saham KRYA yang hendak diakuisisi tersebut dimiliki oleh PT Bangun Karya Artha Lestari (48,8%), Dharmo Budiono (16,85%), Brigitta Notoamodjo (13,87%), dan Pramana Budiharjo (0,0001%). Lantas, saham KRYA yang hendak diakuisisi RSIL dan LABA mencapai sekitar 79,52%.

Terpisah, LABA menyatakan rencana akuisisi tersebut untuk bersinergi dalam industri energi baru dan terbarukan (EBT) di masa yang akan datang.

"Dengan sinergi tersebut baik Perseroan RSIL dan BKPJ memiliki semangat untuk menjadi pemain utama yang di perhitungkan di industri EBT di Indonesia," kata Direktur Utama LABA, An Shaohong dalam keterbukaan informasi yang dikutip, Senin (7/7/2025).


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pilah Pilih Investasi "Harga Diskon" Saat Ekonomi Melemah