Investor Cerna Implikasi Tarif Trump, IHSG Dibuka Galau

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
07 July 2025 09:05
Sejumlah pengunjung di dalam ruangan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa, (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Sejumlah pengunjung di dalam ruangan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa, (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pagi ini, Senin (7/7/2025). Indeks dibuka naik 0,13% ke level 6.877,77.

Selang beberapa menit setelahnya indeks malah terkoreksi ke zona merah dan turun 0,1% ke level 6.847. Sebanyak 180 saham naik, 158 turun, dan 232 tidak berubah.

Nilai transaksi pagi ini mencapai Rp 167 miliar yang melibatkan 253 juta saham dalam 30.652 kali transaksi.

Sementara itu perdagangan pasar Asia-Pasifik dibuka melemah pada hari ini. Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,26%, sementara Topix melemah 0,18%. Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,48% dan Kosdaq yang berisi saham berkapitalisasi kecil tergelincir 0,5%.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 dibuka datar tanpa perubahan signifikan. Sementara itu, kontrak berjangka untuk indeks Hang Seng Hong Kong tercatat di posisi 23.899, lebih rendah dibandingkan penutupan sebelumnya di level 23.916,06.

Adapun pasar keuangan Indonesia hari ini akan bergerak mengikuti kombinasi sentimen fiskal, global, dan tensi geopolitik yang memanas. Dari Washington hingga Senayan, sinyal-sinyal kebijakan terus bergulir.

Sejumlah sentimen positif datang dari AS yakni optimisme pemangkasan suku bunga. Di dalam negeri, Bank Indonesia juga memberi sinyal pemangkasan.

Gelombang ketidakpastian global memang masih tinggi. Dari perang tarif era Trump yang kembali menguji stabilitas dagang dunia, hingga proyeksi pertumbuhan global yang makin suram, ekonomi dunia sedang berjalan di atas kawat tipis. Negara-negara berlomba mengamankan kesepakatan sebelum palu tarif AS diketok 9 Juli. Di sisi lain, terdengar sinyal resesi dari lonjakan biaya logistik dan melemahnya dolar.

Namun, sejumlah sentimen positif datang dari AS yakni optimisme pemangkasan suku bunga. Di dalam negeri, Bank Indonesia juga memberi sinyal pemangkasan.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Sebab IHSG Anjlok 6%, Ada Apa Dengan Ekonomi RI?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular