Permintaan AS Drop, Harga Minyak Anjlok

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
03 July 2025 10:50
minyak dunia
Foto: minyak dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia kembali terkoreksi pada perdagangan Kamis (3/7/2025) pagi, dipicu oleh sinyal lemahnya permintaan di Amerika Serikat dan sentimen negatif dari lonjakan tarif baja yang membebani sektor migas.

Mengacu pada data Refinitiv pukul 10.05 WIB, harga Brent kontrak September 2025 (LCOc1) ditutup di level US$68,56 per barel, turun dari posisi sebelumnya di US$69,11 per barel. Sementara harga West Texas Intermediate (WTI) juga turun menjadi US$66,91 per barel, dari posisi sebelumnya US$67,45 per barel.

Tekanan datang dari data terbaru Energy Information Administration (EIA) yang menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS naik 3,8 juta barel minggu lalu ke level 419 juta barel berbanding terbalik dari ekspektasi penurunan 1,8 juta barel. Tak hanya itu, permintaan bensin juga turun ke 8,6 juta barel per hari, mengkhawatirkan pasar di tengah musim panas yang seharusnya mendongkrak konsumsi bahan bakar.

Sektor migas AS juga dibayangi tekanan dari kebijakan tarif. Dalam laporan Dallas Fed, aktivitas migas di wilayah Texas, Louisiana, dan New Mexico menurun di kuartal II-2025. Kenaikan tarif baja impor dari 25% menjadi 50% memukul biaya operasional dan menekan rencana eksplorasi.

Setidaknya 27% perusahaan migas mengaku akan mengurangi pengeboran akibat tarif tersebut. "Tarif dan kebijakan ekonomi membuat lingkungan produksi di AS semakin tidak pasti," kata seorang eksekutif eksplorasi dalam survei tersebut.

Pasar kini menantikan rilis data tenaga kerja bulanan AS malam ini. Data ini akan menjadi petunjuk penting bagi arah kebijakan suku bunga The Fed. Jika suku bunga diturunkan, maka permintaan minyak berpeluang meningkat karena aktivitas ekonomi akan terdorong.

Sementara itu, ketegangan geopolitik tetap membayangi pasar. Iran baru-baru ini menghentikan kerja sama dengan badan nuklir PBB, menambah kekhawatiran akan potensi konflik di kawasan Timur Tengah.

CNBC Indonesia


(emb/emb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Mentah Naik, Terdampak Kebijakan Tarif Baru Trump

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular